
Jakarta –
Belakangan ini pemerintahan Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Donald Trump mengibarkan perang dagang dengan pesaing utamanya, China. Apakah perang tersebut berdampak terhadap brand-brand mobil China yang ada di Indonesia?
Beberapa waktu lalu Trump memberikan tarif timbal balik (resiprokal) hingga 34% untuk setiap produk yang diimpor dari China. Sementara itu, China juga memberi balasan dengan memberikan tarif 84% untuk setiap produk-produk yang didatangkan dari AS.
Menanggapi perang dagang AS dengan China, Sales Director PT Chery Sales Indonesia (CSI) Budi Darmawan mengaku saat ini pihaknya masih melihat dan menunggu. Tapi intinya, Budi menegaskan bahwa belum ada dampak yang signifikan dari perang dagang tersebut.
“Dampaknya saat ini sih belum terlalu signifikan ya. Karena mereka sendiri kan masih berproses (negosiasi tarif) ya,” ungkap Budi kepada wartawan di Jakarta Utara, Selasa (15/4/2025). “Jadi kan masih ada tahap negosiasi di sini dan di sana. Kita masih wait and see. Kondisinya seperti apa,” sambung Budi.
Lanjut Budi menambahkan, saat ini dampak perang dagang masih belum terlalu kelihatan karena masih terlalu dini. “Karena kejadiannya kan waktu lagi lebaran. Dan ini satu minggu setelah lebaran. Jadi belum terlalu (terlihat). Kita belum bisa analisa secara lebih dalam,” tambah dia.
Budi mengatakan, sejauh ini produk-produk buatan Chery menggunakan hampir menggunakan sebagian besar komponen buatan China. Jadi tak bergantung dengan sparepart buatan AS, sehingga adanya perang dagang tak terlalu berpengaruh.
“Kalau kita sebagai branc China kan emang nggak banyak (pakai komponen buatan luar, AS). Bisa dibilang hampir nggak ada ya,” tukas Budi.
(lua/din)