Jakarta –
Jika melihat pergerakan Subaru di Indonesia menarik disimak setelah sempat berkasus dan menyatakan menghentikan penjualan di Indonesia. Kini Subaru comeback dengan bendera baru, yang membawa semangat baru. Hasilnya sangat efektif, tercatat penjualan Subaru di Indonesia terus meningkat, meski Subaru tidak menargetkan penjualan.
Namun kira-kira seperti apa sih konsumen Subaru di Indonesia? Chief Executive Officer Subaru Indonesia Arie Christopher mengatakan Subaru di Indonesia memang memilih untuk bermain di kelas niche atau segmented. Bahkan Arie mengatakan konsumen Subaru merupakan konsumen matang, sehingga volume penjualan bukan menjadi fokus utama di Indonesia.
“Ya karena kita itu niche, kita segmented, di situlah adanya kita,” ujar Arie.
Meski demikian bukan berarti Subaru Indonesia tidak menargetkan adanya pengembangan market di Indonesia, untuk itu berbagai strategi diterapkan dengan mengutamakan enjoyment dan peace of mind.
“Kami beranjak dari enjoyment, mobil tidak hanya diciptakan untuk memindahkan manusia dari titik satu ke titik yang lain, bukan. Tapi bagaimana kita pindah ke titik lain dengan cara menikmati berkendara,” ucap Arie.
PT Plaza Auto Mega bagian dari Plaza Capital, memperluas kiprahnya ke arena Touring Car Championship dengan menghadirkan Subaru BRZ Super Series bersama MAX Motorsport. Subaru BRZ Super Series ini dipasarkan dengan harga Rp. 999.000.000,-. Foto: Grandyos Zafna
|
“Selain itu kami mengembangkan pasar dari komunitas, motorsport, serta dari berbagai aktivitas kami, bahkan kegiatan adventure mereka (konsumen Subaru) akan lihat. Mereka akan ingin merasakan, karena mereka sudah memiliki mobil berapa unit, karena dari riset kita tidak ada pembeli mobil kita itu menjadi mobil pertama, minimal mereka punya mobil 2-3 mobil, dan mobil Subaru menjadi mobil hobi mereka,” Arie menambahkan.
Lalu dengan memilih segmen terbatas, apakah hal ini akan mempengaruhi brand Subaru ke depannya?
“Nggak tuh, karena market tumbuh, market itu ada step-stepnya, dari konsumen yang membutuhkan mobil benar-benar sebagai alat transportasi, ada yang untuk hobi. Saat manusia tambah maju, otomatis saat karir lebih maju, ekonomi semakin maju, tidak mungkin dong punya mobil cuma satu doang. Mereka akan memiliki mobil untuk istrinya, mobil untuk jemput anaknya, dan mereka mau dong punya mobil untuk hobi kaya dan di situlah kesempatan kita,” tutup Arie.
(lth/rgr)