
Jakarta –
Angka kecelakaan yang melibatkan motor masih tinggi. Bahkan setiap jam ada ratusan kecelakaan yang dialami pengendara motor.
Kecelakaan lalu lintas masih marak terjadi di Indonesia. Dari maraknya kecelakaan lalu lintas itu, kendaraan roda dua sangat mendominasi. Dirkamsel Korlantas Polri Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah menuturkan, sepeda motor menjadi yang paling sering mengalami kecelakaan. Setelahnya baru bus dan truk.
“Angka kecelakaan cukup tinggi 80 persen kurang lebih didominasi oleh roda dua, angka kedua yaitu oleh bus maupun truk. Ini menjadi suatu pemicu dari Korlantas Polri khususnya Direktorat Keamanan dan Keselamatan,”kata Bakharuddin dilansir laman Korlantas Polri.
“Kita melihat dari Rencana Umum Keselamatan Nasional bahwasanya Korlantas ini dalam pilar yang keempat dalam mewujudkan pengemudi yang berkeselamatan,” lanjut dia.
Bahkaruddin mengungkap angka kecelakaan yang melibatkan motor selama tahun 2024 mengalami kenaikan bila dibandingkan periode sebelumnya. Bahkan setiap jam ada ratusan motor mengalami kecelakaan.
“Kasus kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda dua pada Tahun 2024 terjadi sebanyak 200.140 unit dengan presentasi kenaikan 0,89 persen dari Tahun 2023 atau dengan kata lain terjadi sebanyak 6.456 per hari atau 269 per jam kecelakaan sepeda motor. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan kita semua,” urai Bakharuddin.
Dirinya juga mengingatkan soal perangkat keselamatan dalam berlalu lintas. Ini cukup berkontribusi terhadap peningkatan keselamatan selama di jalan. Menggunakan atribut yang lengkap juga sekaligus bisa menurunkan angka fatalitas pada korban kecelakaan lalu lintas. Bukan rahasia lagi masih banyak pemotor yang abai menggunakan atribut keselamatan. Misalnya saat naik motor, tidak sedikit yang enggan menggunakan helm. Padahal helm bisa melindungi kepala bila terjadi benturan.
“Di sisi lain kelengkapan para pengendara mulai dari helm, sarung tangan dari jaket dan lain sebagainya ini juga menjadi faktor utama dan pertama dalam mewujudkan keselamatan berlalu lintas,”tutup Bakharuddin.
(dry/din)