Jakarta –
Citroen Indonesia memberi kesempatan kepada awak media untuk menjajal mobil listrik terbaru mereka, Citroen E-C3. Pada first drive ini, rute yang dilalui adalah Jakarta – Puncak Bogor – Jakarta, dengan total jarak tempuh sekitar Rp 130 km.
Perjalanan kami mulai dari Wisma Indomobil Jl. MT. Haryono, Jakarta. detikOto mendapat giliran pertama menjajal mobil listrik rakitan India ini. Saat pertama kali masuk ke kabin, kesannya cukup nyaman. Joknya berbentuk semi bucket sehingga bisa memeluk badan pengemudi. Selain itu, setir juga bisa diatur ketinggiannya.
Jika menilik ke bagian panel instrumen, kesannya memang kurang istimewa. Sebab panel instrumennya cukup mungil dengan layar negatif hitam-putih mirip seperti di motor Nmax model lawas. Meski begitu, informasinya cukup komplet, ada top speed, range berkendara, odometer, tripmeter, dan tentunya persentase baterai.
Citroen E-C3 Foto: Luthfi Anshori/detikOto
|
Kekurangan di bagian panel instrumen tersebut untungnya dikompensasi dengan headunit layar sentuh berukuran cukup besar, yang mampu menjalankan berbagai fungsi, dan termasuk juga fungsi navigasi dan konektivitas Apple Car Play dan Android Auto.
Citroen E-C3 dibanderol dengan harga on the road Jakarta sekitar Rp 377 juta. Sayangnya dengan harga segitu, fitur-fitur yang seharusnya menjadi standar di mobil kekinian, absen di mobil ini. Contoh, kunci kontak masih konvensional, rem tangan masih pakai model tuas, dan masih banyak finishing plastik ala kulit jeruk yang terkesan murah.
Meski masih banyak kekurangan, mobil ini ternyata memiliki speaker yang cukup bagus. Suara yang dihasilkan sistem audio Citroen E-C3 cukup ngebas dan bulat, sehingga bisa memanjakan telinga pengemudi dan penumpang.
Citroen E-C3 Foto: Luthfi Anshori/detikOto
|
Nah, sekarang kita bahas soal performanya. Di atas kertas, mobil ini dibekali Permanent Magnet Synchronous Motor dengan tenaga 57 PS dan torsi 143 Nm. Mode berkendara mobil ini hanya ada standard dan ECO.
Perlu dicatat, saat rem tangan diturunkan dan tuas transmisi di geser dari N ke D, kaki kanan harus dalam posisi menginjak pedal gas. Sebab jika tidak, mobil akan meluncur mundur. Sistem transmisi di Citroen E-C3 memang cukup unik, tidak seperti sistem transmisi di mobil listrik pada umumnya.
Dengan sistem transmisi seperti itu, tak ayal saat melewati tanjakan curam dengan kondisi jalanan macet, tangan kiri pengemudi juga harus selalu standby di atas tuas rem tangan. Karena mobil rawan mundur sendiri jika hal itu tidak dilakukan.
Untuk performa di jalan tol, kecepatan maksimum mobil ini dibatasi hanya sampai 107 km/jam. Mungkin supaya lebih safety dan mobil lebih efisien dari sisi konsumsi daya listriknya. Sementara untuk digunakan di jalan datar yang macet, mobil ini juga cukup oke dengan dimensi yang kompak.
Citroen E-C3 Foto: Luthfi Anshori/detikOto
|
Di atas kertas, Citroen E-C3 menggunakan baterai High Energy Density Lithium-Ion Battery Pack kapasitas 29,2 kWh. Citroen mengklaim setiap 1 kWh-nya bisa menempuh jarak 9,7 km dan untuk keseluruhannya, kapasitas baterai tersebut diklaim bisa menjangkau jarak total 320 km.
Baterai tersebut tentunya sangat cukup digunakan untuk pengendaraan harian. Saat detikOto menjajal membawa mobil ini dari Wisma Indomobil ke Plataran Puncak dengan jarak sekitar 65 km, baterai masih tersisa sekitar 53% ketika sampai lokasi. Sebagai catatan, saat itu mobil kami ada tiga penumpang.
Sisa baterai tersebut masih sangat cukup untuk kembali ke Jakarta. Terlebih saat pulang, kami melewati banyak jalanan menurun sehingga fitur regenerative braking sangat berguna untuk menghemat baterai.
Oh iya, baterai Citroen E-C3 bisa dicas menggunakan konektor CCS2 dengan DC fast charging dari baterai 10% ke 80% hanya butuh waktu sekitar 57 menit. Sementara jika pakai charger AC, dari 10% hingga 80% membutuhkan waktu hingga 10 jam 30 menit.
Citroen E-C3 Foto: Luthfi Anshori/detikOto
|
(lua/dry)