Jakarta –
Jaecoo J7 bakal menjadi produk baru yang meramaikan pasar otomotif tahun depan. Rencananya SUV itu bakal dijual di bawah Rp 800 juta. Seberapa menarik mobil tersebut untuk dipinang?
Mobil PHEV biasanya memiliki baterai berkapasitas lebih besar yang mampu menempuh jarak yang signifikan. Sesuai namanya, mobil plug-in hybrid dapat dicolok untuk mengisi daya baterai, memungkinkan penghematan yang jauh lebih besar daripada jenis hybrid lainnya.
PHEV dapat bekerja dengan tenaga listrik saja lebih jauh dan lebih lama, sehingga penggunaan mesin BBM-nya lebih sedikit. Mobil PHEV bisa melaju dengan jarak yang terbilang cukup jauh tanpa mesin BBM menyala.
Kebanyakan orang yang membeli mobil PHEV juga memasang pengisian daya di rumah. Selain itu, mobil PHEV juga bisa dicas di fasilitas pengecasan mobil listrik yang tersedia di publik seperti di mal, hingga rest area jalan tol.
Dengan kombinasi mode hybrid dan EV, konsumsi BBM mobil ini disebut bisa sampai 4,7 liter per 100 kilometer atau sekitar 21,2 km/liter, berdasarkan pengetesan WLTP.
Brand Manager Jaecoo Garry Li menyebut J7 PHEV dipastikan melantai di Indonesia. Ini merupakan mobil SUV offroad yang irit bahan bakar, namun tetap mengusung teknologi tinggi. J7 PHEV bisa menggunakan mode hybrid ataupun BEV.
“Dikomparasi dengan teknologi SUV, PHEV kami tidak hanya punya mode hybrid, tapi punya mode EV dengan jarak tempuh 106 km (berjalan) pakai (mode) baterai, dan untuk penggunaan harian kurang dari 100 km, kita bisa mengisi dayanya di rumah, tidak perlu isi ulang (bensin),” kata Garry.
Jaecoo J7 PHEV ini membawa mesin bensin 1.5 TGDi dan transmisi hibrida khusus (DHT) dengan e-motor gandar depan yang ditenagai oleh baterai 18,3 kW. Total tenaga yang keluar 347 PS dan torsi 525 Nm.
“Untuk dipakai bekerja, tidak perlu khawatir. Karena jarak tempuhnya bisa 1.300 km (kombinasi mode hybrid dan BEV),” jelas dia.
Jika tidak sempat mengecas baterai atau daya habis, mesin bensin akan bekerja sebagaimana mestinya.
“Ada dua, baterai perlu dicas, dan pengisian gasoline. Ketika ini sama-sama full, yang terpakai adalah baterai. Ini yang bikin mobil ini seperti mengendarai EV. Ketika dia mencapai 30 persen ke bawah, baru gasoline-nya kepakai,” kata Evan Angganantika, Head of Marketing Jaecoo.
(riar/lth)