Jakarta –
Pasar mobil baru di Indonesia sedang tak baik-baik saja. Bahkan, bukan mustahil, situasi yang sama kembali terjadi tahun depan. Kondisi tersebut membuat pemerintah diminta belajar dari Malaysia.
Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum (Sekum) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan, pemerintah Indonesia seharusnya menghidupkan lagi insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk mobil penumpang.
Sebab, pasar roda empat di Malaysia mulai tumbuh drastis berkat stimulus yang sama. Bahkan, kata Kukuh, penjualan mobil di Negeri Jiran mencapai level tertinggi setahun terakhir.
“Jadi kami sepakat stimulus harus diberikan, karena ini juga akan memberikan dampak pada penjualan. (Kita) saat ini bisa belajar dari Malaysia yang dalam kondisi sulit ternyata muncul sebagai kekuatan baru di ASEAN,” ujar Kukuh dalam forum diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
“Sementara Thailand turun, kebijakan Thailand-Indonesia kan berhubungan. Pada saat yang sama, Malaysia menjadi pendongkrak di ASEAN dengan insentif pajaknya,” tambahnya.
Pemerintah diminta kembali hidupkan insentif PPnBM. Foto: (Ridwan Arifin/detikOto)
|
Kukuh tak menjelaskan, insentif seperti apa yang diadopsi di Malaysia. Namun, saat pandemi corona, pemerintah setempat menerbitkan aturan baru soal perpajakan. Ketika itu, mereka memberikan diskon 100 persen untuk mobil produksi lokal dan 50 persen untuk mobil impor.
“Menariknya, insentif di Malaysia tetap dipertahankan hingga sekarang, sehingga mampu meningkatkan penjualan. Malaysia belum pernah penjualan domestiknya hampir 800 ribu. Itu mengejutkan,” ungkapnya.
Berkaca dari kenyataan tersebut, Kukuh berharap, insentif PPnBM kembali dihidupkan. Sebab, jika situasinya terus seperti sekarang, bukan tak mungkin penjualan mobil di Indonesia kalah dari Malaysia.
“Nah, ini menjadi kekhawatiran kita sendiri, di mana saat ini Indonesia sedang mengalami gejolak dan target tahunan diturunkan menjadi 850 ribu unit. Malaysia masih akan terus naik, jadi mereka berpotensi untuk nomor 1 di ASEAN,” kata dia.
Sebagai catatan, insentif PPnBM DTP pernah diterapkan saat Indonesia ditimpa pandemi tiga tahun lalu. Ketika itu, permintaan kendaraan mengalami kenaikan saat daya beli konsumen sedang lemah-lemahnya.
(sfn/din)