
Jakarta –
Terinspirasi dari kehidupan lebah yang terkoordinasi, ilmuwan telah berhasil menghadirkan BionicBee, robot lebah raksasa yang mampu meniru penerbangan otonom dalam formasi berkelompok.
Sekelompok ilmuwan telah menciptakan kehebohan di dunia sains dengan membuat seekor lebah robot raksasa yang mampu terbang dalam formasi berkelompok. Diciptakan oleh Festo’s Bionic Learning Network, robot yang dinamai BionicBee ini memiliki panjang mencapai 22 cm dan beratnya kurang dari sepotong roti biasa.
Kemampuan menakjubkan BionicBee adalah dapat terbang secara otonom dalam sebuah kelompok. Ilmuwan sebelumnya telah menciptakan robot yang terinspirasi dari semut, kanguru, dan bahkan gripper gurita.
Namun, BionicBee merupakan objek terbang terkecil yang berhasil mereka buat sejauh ini. Robot lebah ini dibuat dengan tujuan untuk mempelajari dan meniru kemampuan lebah sungguhan saat terbang dan berinteraksi dalam kelompok.
Dikutip dari The Sun Selasa, di dalam tubuh BionicBee, terdapat mekanisme sayap yang berdetak, bersama dengan peralatan untuk berkomunikasi dengan komputer pusat dan komponen yang membuat sayap berdenyut meniru cara lebah menavigasi.
Denis Mugrauer dari Festo menjelaskan bahwa setiap lebah robot memiliki sistem GPS di dalamnya sehingga dapat menentukan posisinya dalam ruang 3D dan berbagi detail dengan lebah robot lainnya dalam kelompok.
“Komunikasi ini di antara lebah sangat penting untuk mereplikasi perilaku yang kompleks dan terkoordinasi yang diamati dalam sekelompok alami,” ujar Mugrauer.
“Dengan menggunakan data posisi real-time, sistem kami memprediksi jalur penerbangan optimal untuk setiap lebah mempertahankan formasi kelompok dan menghindari tabrakan. Pendekatan ini memungkinkan lebah robot kami untuk bergerak sebagai kelompok yang padu, mirip dengan rekan biologis mereka,” imbuhnya.
Proyek ini memakan waktu dua tahun untuk dikembangkan. Meski demikian, Mugrauer mengatakan bahwa perangkat ini hanya prototipe untuk saat ini dan tampaknya belum ada penggunaan secara langsung.
Ia menambahkan bahwa gagasan-gagasan seperti itu bertindak sebagai sebuah bentuk dari proses pemikiran dan bahwa dari waktu ke waktu mereka akan menentukan bagaimana konsep-konsep ini dapat diintegrasikan ke dalam aplikasi dunia nyata.
*) Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video “Canggihnya Robot yang Digadang-gadang Bisa Bantu Sembuhkan Kanker“
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)