
Jakarta –
Ajang penuh warna dan kegembiraan, Amazing Thailand Grand Holi Festival Pattaya 2025, tiba-tiba berubah menjadi arena tawuran. Kerusuhan yang melibatkan sekelompok wisatawan asing asal Myanmar itu mencoreng pesta budaya yang seharusnya meriah.
Perkelahian itu terjadi pada Minggu (16/3/2025) yang melibatkan sekelompok wisatawan yang awalnya diduga merupakan keturunan India. Mengutip The Pattaya News, Kamis (20/3) setelah ditelusuri kelompok tersebut ternyata bukanlah wisatawan asal India tetapi wisatawan dari Myanmar.
Masalah semakin serius ketika satu kelompok kembali mendekati kelompok lainnya di dekat panggung hingga kemudian memicu adu jotos. Suasana pun berubah kacau.
Petugas keamanan festival langsung turun tangan untuk mencegah situasi semakin memburuk.
Tak lama kemudian, Kepolisian Pattaya berhasil menangkap dua warga negara Myanmar yang diduga dalam keadaan mabuk dan membawanya ke kantor polisi untuk proses lebih lanjut.
Seorang pengunjung yang tengah asyik berdansa saat perkelahian itu terjadi mengaku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan pertikaian tersebut. Meski begitu, ia berusaha melerai para pelaku keributan, meskipun usaha tersebut tidak segera berhasil menenangkan suasana.
“Mereka tiba-tiba mulai saling pukul. Tidak seorang pun tahu apa yang menjadi pemicunya,” ujar saksi mata itu.
Polisi kini tengah menyelidiki insiden tersebut sebagai gangguan ketertiban umum. Kedua belah pihak yang terlibat dapat dikenai denda hingga 5.000 baht (Rp 24 juta) berdasarkan hukum Thailand yang mengatur pelanggaran seperti ini.
Berita tersebut pun dengan cepat tersebar di dunia maya dan banyak yang menyuarakan kekhawatiran, bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka melihat kelompok tersebut minum-minum dan berfoto sebelum perkelahian terjadi.
Beberapa orang mengungkapkan kekesalan dan menyatakan tidak akan kembali menghadiri acara serupa, merasa bahwa suasana festival kini tidak lagi aman. Ada pula yang mengusulkan agar pihak penyelenggara memperketat aturan selama acara berlangsung, dengan beberapa orang bahkan menyarankan untuk membatalkan festival semacam ini di masa depan demi mencegah kekerasan dan menjaga kebersihan serta ketertiban.
(upd/fem)