Jakarta –
China menjadi salah satu negara yang dilanda krisis populasi. Hal ini dibuktikan dengan makin sedikit bayi yang lahir di negara tersebut.
Kondisi tersebut juga berimbas ke layanan di rumah sakit. Surat kabar lokal The Paper melaporkan sejumlah rumah sakit di China menutup layanan persalinan karena semakin sedikit wanita yang melahirkan.
Tren ini tampaknya dimulai tahun lalu ketika beberapa rumah sakit di China menutup departemen kebidanan mereka. Tidak jelas secara pasti berapa banyak rumah sakit yang menutup bagian kebidanan atau menghentikan layanan persalinan bayi baru lahir dalam satu tahun terakhir, namun penutupan tersebut terus berlanjut hingga tahun 2024.
Rumah sakit yang menutup departemen kebidanan tahun ini termasuk Rumah Sakit Rakyat Kelima Kota Ganzhou di provinsi tenggara Jiangxi dan Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Jiangshan di provinsi timur Zhejiang.
Rumah sakit Jiangxi mengatakan melalui akun media sosial WeChat bahwa penutupan tersebut karena “rencana pengembangan” lembaga tersebut, sedangkan rumah sakit di Zhejiang mengatakan keputusan tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan bisnis.
Data terbaru menunjukkan jumlah rumah sakit dengan layanan bersalin di China turun dari 807 pada tahun 2020 menjadi 793 pada tahun 2021.
Meski pemerintah telah meningkatkan sejumlah langkah untuk mendorong pernikahan demi memperbaiki laju kelahiran, hal tersebut tampaknya tidak berjalan baik.
Data resmi menunjukkan angka kelahiran di Tiongkok turun dari 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2022 ke rekor terendah yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2023.