Jakarta –
DeepSeek AI membuat heboh dunia karena teknologi murah meriah dan yang terbaru hingga perusahaan rintisan asal China itu kena serangan siber. Kaspersky, penyedia layanan keamanan internet, pun turut bersuara terkait kehebohan DeepSeek ini.
DeepSeek yang diduga mengalami serangan siber memang belum memberikan perincian spesifik tentang sifat insiden yang dihadapinya kemarin. Namun, kata Kaspersky, penting untuk menyadari bahwa penjahat dunia maya akan terus berupaya mengeksploitasi alat tersebut untuk tujuan berbhaya.
“Kami telah melihat tren serupa dengan model AI populer lainnya, yang telah dimanfaatkan untuk tujuan seperti pembuatan email phishing, menerjemahkan teks, membuat skrip, dan melakukan penelitian sumber terbuka untuk menghasilkan konten yang lebih terarah dan meyakinkan. Alat-alat ini juga dapat digunakan sebagai umpan untuk menyebarkan penipuan dan aplikasi berbahaya,” ujar Oleh Olga Svistunova, Analis Konten Web Senior di Kaspersky dalam siaran pers, Kamis (30/1/2025).
Svistunova mengungkapkan hal yang menonjol dalam kasus DeepSeek adalah sifat sumber terbukanya, yang merupakan pedang bermata dua. Meskipun kerangka kerja sumber terbuka mendorong transparansi, kolaborasi, dan inovasi, kerangka kerja tersebut juga menimbulkan risiko keamanan dan etika yang signifikan.
Saat menggunakan alat sumber terbuka, Anda tidak selalu dapat meyakini bagaimana data Anda ditangani, terutama jika orang lain telah menyebarkannya. Eksploitasi perangkat lunak sumber terbuka merupakan tren utama dalam lanskap ancaman tahun lalu, dengan penjahat dunia maya menjalankan kampanye kompleks untuk menanamkan malware.
“Pada tahun 2024 saja, pemindai sumber terbuka kami mendeteksi lebih dari 12.000 paket berbahaya di repositori terbuka,” ucapnya.
“Tanpa pengawasan terpusat, penjahat dunia maya dapat mulai membuat versi perangkat lunak yang disusupi atau memperkenalkan backdoor dengan kedok alat untuk menggunakan API DeepSeek, yang menimbulkan risiko serius baik bagi pengguna maupun organisasi,” kata Svistunova menambahkan.
Disampaikannya bahwa asisten AI terbaru DeepSeek yang sedang menarik banyak perhatian selama beberapa hari terakhir, dan Kaspersky melihat beberapa kasus penipuan yang terkait dengannya.
“Akibat banyaknya pengguna baru dan dugaan serangan siber pada DeepSeek, terdapat gangguan dalam proses pendaftaran di aplikasi dan situs web DeepSeek – banyak pendaftaran yang tidak berhasil. Situasi ini dapat dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk mencuri kredensial pengguna melalui halaman web DeepSeek palsu,” tuturnya.
Melalui halaman pendaftaran palsu tersebut, Kaspersky mengatakan hacker dapat mengumpulkan email dan kata sandi pengguna.
“Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengakses akun pengguna – di DeepSeek atau layanan lain (jika kata sandinya sama untuk beberapa akun),” ungkapnya.
Ada juga beberapa token kripto baru berdasarkan promosi DeepSeek yang tersedia untuk dijual. Token tersebut tidak terkait dengan merek DeepSeek secara resmi, oleh karena itu kapitalisasinya bersifat spekulatif.
Agar terlindungi dari serangan tersebut, Kaspersky menyarankan:
- Periksa dengan cermat alamat halaman yang meminta kredensial akun: jika ada sedikit saja kecurigaan bahwa situs web tersebut palsu, jangan masukkan kata sandi Anda
- Pastikan semua kata sandi Anda kuat dan unik. Untuk membuat dan menyimpannya, sebaiknya gunakan pengelola kata sandi
- Selalu gunakan autentikasi dua faktor sedapat mungkin
- Gunakan perlindungan yang andal untuk semua perangkat Anda, desktop dan seluler, agar terlindungi dari risiko kehilangan kredensial dan malware
(agt/rns)