
Jakarta –
Ketatnya peraturan baru untuk memasuki wilayah AS membuat turis-turis ikut tersiksa. Turis Inggris ini contohnya, dia ditahan dengan rantai di tangan dan kaki.
Becky Burke (28) asal Wales kembali pulang pada Selasa (18/3), setelah cobaan berat di Amerika Utara. Orang tuanya Paul dan Andrea Burke mengatakan bahwa putri mereka melanggar hukum imigrasi AS.
Burke dirantai di kaki, pinggang dan borgol di tangan. Ia trauma karena dibuat mirip tahanan psikopat di film Hannibal Lecter yang legendaris, seperti dikutip dari BBC pada Jumat (21/3).
Penahanan Burke terjadi karena apa yang menurut keluarganya merupakan kesalahpahaman tentang pengaturan akomodasinya. Dia mendapat akomodasi gratis karena membantu keluarga angkat, yang menurut ayahnya mungkin telah diduga oleh pihak berwenang melanggar ketentuan visa turisnya.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan orang-orang dengan visa pengunjung dilarang melakukan pekerjaan selama mereka tinggal.
“Pada hari Senin dia dibawa dari fasilitas penahanan, ke lokasi yang dekat dengan bandara, siap untuk dibawa ke pesawat,” kata Burke.
Burke mengatakan tidak seorang pun di luar fasilitas penahanan tahu bahwa dia telah dibawa.
“Dia bukan Hannibal Lecter,” kata ayah Burke, mengacu pada karakter film pembunuh berantai kanibal yang diperankan oleh Anthony Hopkins.
Kepulangan Burke pun dirasa dramatis. Ia tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dari petugas. Sementara orang tua Burke menunggu kepulangan anaknya di Bandara Welsh.
Orang tua Becky mengatakan mereka tidak yakin putri mereka ada di pesawat sampai dia berjalan melewati gerbang.
“Itu sangat, sangat emosional,” kata sang ibu.
“Kami benar-benar gelisah, hanya menunggu di pintu yang rasanya seperti selamanya.”
Becky, seorang seniman, menulis dan menggambar saat ia ditahan. Orang tuanya mengatakan ia berharap dapat menulis novel grafis tentang pengalaman tersebut. Selama liburan, ia tinggal bersama keluarga angkatnya dengan membantu pekerjaan rumah tangga sebagai imbalan atas tempat tinggal.
Pada akhir Februari, ia pergi ke Seattle dengan rencana untuk pergi ke Vancouver, di Kanada. Namun di perbatasan, ia ditolak masuk oleh otoritas Kanada dengan mengatakan ia harus kembali ke AS. Di sana, ia ditahan di pusat penahanan di Tacoma, di negara bagian Washington.
Usai traumatis yang mendalam, Burke mulai mensyukuri hal-hal kecil yang bisa dia nikmati di rumah. Saat berada di sel detensi, Burke harus tidur dengan lampu menyala, ia terkungkung dalam ruangan sempit bersama tahanan lain dan tidak memiliki kenyamanan apapun.
“Sekarang ia bisa tidur selama yang dia inginkan tanpa lampu neon menyala 24 jam sehari.Ia duduk di taman, memiliki tempat tidur yang nyaman, bantal, dan pakaian hangat.
Burke ditahan selama 19 hari dan hanya boleh mengenakan pakaian penjara yang sama. Orang tua Burke berharap agar hukum imigrasi tidak sekejam ini, apalagi sampai merantai anak mereka di dalam pesawat.
Catherine Fookes, Anggota Parlemen untuk Monmouthshire, telah mendesak Menteri Luar Negeri David Lammy untuk menemui keluarga Burke.
“Meskipun saya senang dia sudah pulang, saya benar-benar kecewa dan benar-benar terkejut mendengar bahwa dia diangkut ke bandara di AS dengan rantai meskipun sama sekali tidak melakukan kesalahan dan tidak menimbulkan risiko,” kata Fookes di DPR pada hari Kamis. Dia ingin agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi.
Namun Pusat Pemrosesan ICE Northwest mengatakan: “Semua orang asing yang melanggar hukum imigrasi AS dapat ditangkap, ditahan, dan jika ditemukan dapat dideportasi melalui perintah akhir, dideportasi dari Amerika Serikat tanpa memandang kewarganegaraan.”
(bnl/bnl)