Jakarta –
Pasangan yang berlibur umumnya mendambakan perjalan romantis setiap saat sampai ke kamar tidur. Tapi ternyata, ada baiknya pasangan ‘Sleep Divorce’.
Dilansir dari USA Today pada Senin (4/11/2024), Hotel Hilton baru saja merilis Laporan Tren 2025 yang menyatakan bahwa 37% orang memilih untuk tidur terpisah dengan pasangannya saat liburan. Tren ini disebut Sleep Divorce.
Meskipun mungkin tampak tabu, nyatanya lebih dari dua pertiga responden mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidur lebih nyenyak saat sendirian.
“Pergeseran ini menyoroti meningkatnya kesadaran akan pentingnya tidur malam yang nyenyak saat bepergian, karena para pelancong mencari lingkungan yang memaksimalkan istirahat,” kata Amanda Al-Masri, wakil presiden global bidang kesehatan di Hilton.
Laporan Tren 2024 Hilton menemukan bahwa keinginan untuk beristirahat dan memulihkan tenaga adalah alasan nomor satu orang ingin bepergian
“Memprioritaskan perawatan diri dan kesehatan saat bepergian telah menjadi tren yang meningkat selama beberapa waktu di tahun lalu,” keterangan dalam laporan itu.
Menurut Fatemeh Farahan meskipun kata “perceraian” atau gagasan bahwa pasangan Anda adalah hal yang menghalangi tidur malam yang nyenyak mungkin menyiratkan beberapa tanda masalah hubungan, tidur terpisah dapat melakukan hal yang sebaliknya dan menumbuhkan hubungan yang lebih bermakna antara pasangan.
Hal senada juga diungkapkan oleh seorang terapis perkawinan dan keluarga berlisensi di Los Angeles yang telah melihat lebih banyak kliennya mempertimbangkan untuk tidur terpisah.
“Pasangan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dalam hubungan mereka ketika mereka menghormati kebutuhan mereka terlebih dahulu dan tidak mengikuti mitos dan memaksakan gagasan pepatah lama bahwa Anda harus tidur bersama untuk benar-benar intim, itu tidak benar,” kata Farahan.
Inilah mengapa Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk tidur di tempat tidur terpisah pada liburan Anda berikutnya.
“Anda sedang dalam perjalanan ke Paris dengan pasangan Anda, jadi Anda jelas ingin melakukan semua hal: museum, Menara Eiffel, croissant yang tak ada habisnya. Pada akhir hari, Anda berdua kelelahan. Namun, salah satu dari Anda adalah orang yang suka begadang dan terus-terusan menatap ponsel, sementara yang lain adalah orang yang mudah terbangun dan merasa terganggu dengan cahaya biru yang mengenai wajahnya. Hal ini tidak cocok untuk liburan romantis di Kota Cahaya,” dia menjelaskan.
Hal ini berlaku bagi mereka yang memiliki pasangan dengan masalah dengkuran, jadwal tidur yang bentrok, gangguan tidur, dan preferensi suhu tidur yang berbeda. Inilah alasan utama mengapa pasangan tidur di ranjang terpisah, menurut survei oleh Naturepedic terhadap 400 orang dalam hubungan yang sehat yang tidak berbagi ranjang.
Penelitian mendukung gagasan bahwa jika tidur terpisah meningkatkan kualitas istirahat, hal itu juga dapat berdampak positif pada kualitas hubungan.
Sebuah studi tahun 2017 dari Universitas Negeri Ohio menemukan bahwa pasangan dengan masalah tidur berjuang untuk mengatur emosi mereka, yang menyebabkan lebih banyak konflik, dan dapat menjadi lebih bermusuhan satu sama lain. Ketika otak kita kurang tidur, kita sering kali merasa lebih stres, depresi, dan cemas, yang dapat berdampak negatif pada hubungan kita, menurut sebuah studi tahun 2013.
Ketika kita cukup istirahat, suasana hati akan membaik dan kita dapat lebih baik menunjukkan perhatian kepada pasangan kita.
“Mereka benar-benar meluangkan lebih banyak waktu untuk memastikan mereka memiliki momen mereka sendiri daripada dipaksakan,” kata Farahan.
Farahan menyarankan pasangan yang ingin mencoba Sleep Divorce dapat memulainya dengan ritual kecil, seperti ciuman selamat tidur atau minum kopi pagi bersama.
“Pesan bagi saya adalah tempat tidur terpisah dapat menjadi pilihan yang benar-benar memberdayakan bagi pasangan yang melihatnya sebagai cara untuk memprioritaskan istirahat dan hubungan,” kata Farahan.
“Ini benar-benar tentang menyadari bahwa terkadang pilihan hubungan yang paling sehat adalah yang mengakui kebutuhan unik kedua pasangan,” dia menambahkan.
(bnl/fem)