Jakarta –
Kisah menyedihkan dialami wanita 25 tahun ini. Di umurnya yang terbilang masih muda, wanita tersebut meninggal akibat makan biskuit (cookies) yang salah label.
Konsumsi makanan ternyata dapat membahayakan nyawa seseorang, terutama mereka yang memang memiliki alergi. Belum lama ini ada seorang penari asal Inggris yang nyawanya terenggut usai konsumsi cookies.
Melansir tyla.com (29/05/2024), Orla Baxendale awalnya membeli Florentine cookies dari supermarket Stew Leonard’s. Jika dilihat dari foto, cookies itu tampak dikemas dalam semacam plastik mika.
Di atasnya terdapat label yang menunjukkan nama produk, harga, serta komposisi bahan dasar cookies tersebut.
Dari segi tampilan mungkin tidak ada yang aneh dari cookies seharga Rp 184.000 ini. Namun, tanpa ia sadari, cookies itu mengandung bahan yang sebenarnya tidak boleh dimakan oleh Orla.
Ada kandungan kacang yang merupakan pemicu alerginya. Tidak lama setelah penari itu memakannya, ia langsung mengalami anafilaksis atau reaksi alergi berat yang menyebabkan syok.
Orla sebenarnya sudah diberi EpiPen, tetapi karena alerginya parah, obat tersebut menjadi tidak efektif. Nyawa Orla juga sudah tidak bisa diselamatkan. Wanita muda ini pun berujung meninggal dunia.
Begini bentuk cookies yang dibeli dan dimakan oleh penari itu. Foto: (Connecticut Department of Public Health) / Instagram/@orla_baxendale
|
Mendengar kabar mengerikan ini, pihak supermarket memberi pernyataan. Mereka memperingati pelanggan bahwa di dalam cookie itu terdapat telur dan kacang.
Supermarket juga mengakui bahwa cookies yang dibeli Orla memiliki label informasi yang salah.
Terepas dari masalah ini, supermarket itu memberi informasi juga kepada pelanggan lain yang sekiranya sempat membeli produk cookies dengan label salah.
Untuk mendapat pengembalian dana penuh, pelanggan perlu membawa produk kembali ke layanan pelanggan Stew Leonard.
Dalam pernyataan video, CEO perusahaan, Stew Leonard Jr menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Orla.
CEO perusahaan itu mengklaim pemasok mereka ternyata mengubah resep tanpa memberitahu kepala keamanan supermarket. Dari yang tadinya menggunakan kacang kedelai, pemasok beralih ke kacang-kacangan biasa.
![]() |
Namun pernyataan itu dibantah oleh perusahaan pembuat cookies bernama Cookie United. Mereka menganggap pihak supermarket yang salah mencetak label.
Pada akhirnya, pihak keluarga Orla pun mengumumkan keputusan mereka untuk menuntut jaringan supermarket itu atas kelalaian besar dan ketidakpedulian terhadap hak-hak orang lain.
(aqr/adr)