
Jakarta –
Di Kabupaten Ciamis terdapat budaya penyambutan bulan Ramadan yakni Tradisi Nadran di Situs Ki Buyut Mangun Tapa.
Salah satu masyarakat yang kerap melaksanakan tradisi tersebut adalah masyarakat Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.
Dikutip dari detikJabar, Jumat (21/2/2025) tradisi Nadran di Baregbeg tahun ini berlangsung lebih meriah dengan diikuti ratusan warga. Prosesi tradisi ini diawali dengan warga berkumpul di halaman Kantor Desa Baregbeg.
Warga kemudian berjalan kaki menempuh jarak 2 kilometer ke lokasi situs dalam bentuk helaran. Berbagai kesenian helaran khas Baregbeg ditampilkan dengan diiringi marching band dari anak-anak sekolah. Ratusan warga pun antusias mengikuti tradisi ini.
Setelah sampai di lokasi situs, rombongan disambut dengan upacara adat. Selanjutnya rombongan bersama-sama menuju makam Ki Buyut Mangun Tapa yang berada di bukit hutan kota.
Warga berkumpul mengelilingi makam Ki Buyut Mangun Tapa untuk berziarah dan melaksanakan tawasul serta doa bersama. Situs keramat ini terbilang sakral, untuk memasuki area ini peziarah diwajibkan melepas alas kaki dan mengucapkan salam. Warga dengan khidmat mengikuti tawasulan hingga selesai.
Rombongan kemudian kembali turun untuk mengikuti kegiatan lainnya. Yakni membalikan 7 nasi liwet dengan 7 warna berbeda, merah, kuning, hijau, biru, putih, hitam dan ungu. Warna ini memiliki arti tersendiri.
Kemudian menyatukan sejumlah air yang disimpan dalam lodong dimasukan ke dalam gentong sebagai simbol persatuan. Tradisi Nadran diakhiri masyarakat dengan botram atau makan bersama 7 nasi liwet tersebut.
Tradisi Nadran di Baregbeg Ciamis menyambut Bulan Ramadan. (Dadang Hermansyah/detikJabar)
|
Sambil botram, juga ditampilkan berbagai pertunjukan kesenian tradisional sebagai hiburan. Dalam kesempatan tersebut, panitia pun menyampaikan sejarah singkat Ki Buyut Mangun Tapa.
Sosok Ki Buyut Mangun Tapa dinilai sangat berjasa untuk Baregbeg. Di mana ia merupakan orang yang pertama mendirikan Desa Baregbeg. Pada masa kerajaan, Ki Buyut Mangun Tapa juga dipercaya sebagai penasihat raja.
Ki Buyut Mangun Tapa juga dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam di wilayah Baregbeg. Perjuangan Ki Buyut Mangun Tapa terus dikenang warga lewat Tradisi Nadran.
“Alhamdulilah Tradisi Nadran kali ini lebih meriah, diikuti berbagai kalangan masyarakat, aparat desa, budayawan dari berbagai daerah hingga Pemkab Ciamis,” ujar Pegiat Budaya Baregbeg, Hendra Sudrajat.
Hendra menjelaskan, inti dari Tradisi Nadran ini adalah bersyukur dan bersilaturahmi, bersukacita menyambut datangnya Bulan Ramadan.
“Zaman dulu, masyarakat setiap menjelang Ramadan suka bersilaturahmi antar tetangga. Kemudian menjadi dikumpulkan melalui tradisi dalam satu tempat. Kalau punya perasaan jelek, ini waktunya saling memaafkan, menjelang ukhuwah islamiah, kerja sama dan gotong royong, itu inti dari Nadran,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Disbudpora Ciamis, Ega Anggara Al Kautsar, mengapresiasi warga Baregbeg yang terus melestarikan Tradisi Nadran setiap tahun. Menurutnya, ini bentuk wujud rasa syukur masyarakat atas nikmat yang telah diberikan.
“Ada ritual prosesi ziarah, tawasul, berdoa bersama dan diakhiri dengan menikmati hidangan yang disajikan dari hasil bumi di Baregbeg. Dinikmati bersama seluruh masyarakat Baregbeg,” ungkapnya.
Ega berharap tradisi ini dapat terus dijaga dan dilestarikan. Tradisi lokal merupakan modal untuk Pembangunan Ciamis yang dijadikan dasar budaya. Bukit bawah Ciamis punya latar belakang sejarah yang luar biasa.
—–
Artikel ini telah tayang di detikJabar.
(upd/upd)