Denpasar –
Warga Kampung Islam Kepaon mempunyai tradisi setiap bulan Ramadan. Mereka menggelar tradisi megibung ala umat Hindu Bali.
Sore hari menjelang waktu berbuka puasa, warga Kampung Islam Kepaon disibukkan dengan persiapan tradisi megibung atau tradisi makan bersama dalam satu wadah.
“Megibung ini adalah tradisi kami di sini. Megibung ini bermakna kegembiraan dan kebersamaan. Kami di Kepaon juga menyebutnya dengan nama mamin,” katanya saat ditemui detikTravel pada Kamis (21/03/2024).
Tradisi megibung sudah ada sejak adanya Kampung Islam di Kepaon. Diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17.
Dengan sangat antusias warga silih berganti datang membawa hidangan makanan dan minuman ke Masjid Al-Muhajirin di Kampung Islam Kepaon, di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Mulai muda-mudi hingga orang tua dan jamaah sudah mulai hadir dan memadati Masjid Al-Muhajirin. Para pengurus masjid pun disibukkan untuk menerima hidangan dari para warga yang membawa makanan dan minuman.
Dalam tradisi megibung, warga menyajikan banyak menu makanan, mulai dari nasi bungkus, takjil, dan nasi kotak. Namun menu khasnya adalah nasi kapar lengkap dengan hidangan sayur urap, telur, ayam panggang, serta sambal, yang disajikan dalam nampan besar.
Padani menyebut dahulu terdapat menu spesial yang disajikan setiap tradisi megibung, namanya be kedonteng dan be masak merah. Namun kini sudah disederhanakan dengan menu ayam dan sayur urab.
Tradisi megibung di Kampung Islam di Kepaon, Denpasar, Bali. (Ni Made Nami Krisnayanti/detikcom)
|
“Kalau dulu ada menu wajibnya, ada be kodonteng dan be masak merah. Tapi sekarang sudah disederhanakan, bawa ayam juga boleh. Tapi yang wajib ada adalah jukut (sayur) urab,” ujarnya.
detikTravel berkesempatan untuk menyaksikan jalannya tradisi megibung di Kampung Islam Kepaon pada Kamis (21/03).
Tradisi megibung akan dimulai sejak sore, warga Kampung Islam Kepaon mengadakan khataman Al-Qur’an. Setelah waktu Maghrib tiba, warga akan bersiap-siap untuk melaksanakan buka puasa dengan takjil yang sudah disediakan.
Setelah berbuka, warga segera menuju tempat wudhu untuk menunaikan salat Maghrib. Seusai salat, barulah warga melaksanakan tradisi megibung. Warga akan makan bersama dalam satu wadah berbentuk bulat.
Pantauan detikTravel, warga kampung mulai dari anak-anak hingga orang tua nampak sangat antusias menikmati hidangan makanan dalam tradisi megibung. Tak ada rasa canggung di antara mereka.
Tradisi megibung di Kampung Islam di Kepaon, Denpasar, Bali. (Ni Made Nami Krisnayanti/detikcom)
|
Dalam satu wadah memiliki hidangan lauk pauk yang berbeda. Terdapat lima hingga lima hingga tujuh orang yang makan bersama.
Tradisi megibung di Kampung Islam Kepaon dilaksanakan tiga kali, ketika tanggal 10, 20, dan 30 bulan Ramadan. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur setelah warga bisa menamatkan khataman Al-Qur’an.
Dalam menyediakan hidangan makanan, warga Kampung Islam Kepaon akan dibagi menjadi tiga dan bergiliran untuk membawa hidangan. Mulai dari kampung selatan, tengah dan utara atau yang lebih dikenal Pemaksan Kelod, Pemaksan Tengah dan Pemaksan Kaja.
“Dalam 10 hari pertama yang membawa makanan dari Pemaksan Kelod. 10 hari kedua yang membawa adalah Pemaksan Tengah, dan 10 hari ketiga dari Pemaksan Kaja. Jadi semua kepala keluarga berpartisipasi dalam tradisi megibung ini,” kata dia.
Simak Video “Mengenal Megibung, Tradisi Kampung Islam Kepaon Denpasar saat Ramadan“
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)