Jakarta –
Times Square di New York City, Amerika Serikat, dianggap menjadi perangkap turis terburuk. Tempat itu penuh sesak, kotor, dan dianggap overrated.
Adapun perangkap turis adalah suatu tempat yang dianggap memiliki realita yang tidak seindah di internet. Biasanya, tempat jebakan turis juga diasosiasikan ke tempat-tempat overrated atau dengan harga yang tak wajar.
Melansir New York Post, Rabu (8/5/2024), dilaporkan 64,5 juta turis mengunjungi NYC pada tahun 2024. Itu terpaut sedikit dari rekor 66,6 juta pada tahun 2019.
Menurut survei dari platform pembelajaran bahasa online, Preply, tempat itu menjadi perangkap turis terburuk. Mereka menganalisis sejumlah ulasan pengunjung dari 81 lokasi ikonik di seluruh dunia untuk mengetahui seberapa banyak suatu spot wisata disukai atau dicaci.
Times Square menjadi urutan nomor satu dan disebut sebagai ‘jebakan turis yang paling dilebih-lebihkan’ di dunia.
Penelitian itu menggunakan dua platform ulasan populer, mereka memilih daftar panjang objek wisata dan mempersempit pilihan mereka menjadi objek wisata yang telah menerima lebih seribu ulasan. Ulasan-ulasan itu kemudian dianalisis untuk kata-kata negatif seperti ‘mengecewakan’, ‘berlebihan’, dan ‘jebakan turis’.
Menurut peneliti, Time Square yang sering disebut sebagai objek wisata yang paling banyak dikunjungi di dunia ternyata tidak menjadi favorit bagi wisatawan. Para pengulas mengeluhkan keramaian dan menyebut lokasi yang diterangi keindahan lampu LED itu kotor dan membosankan.
“Terlalu sibuk, tidak mungkin untuk berkeliling. Terlalu menegangkan untuk dinikmati,” keluh seorang pengulas.
“Harapan dan ekspektasi yang tinggi dan kekecewaan yang tinggi,” komentar yang lain.
Tempat itu juga kerap mengalami rentetan kejahatan jalanan yang meresahkan. Selain itu, ada pula ancaman kemerosotan ritel yang disebabkan pandemi.
Sementara itu, tempat lain yang mengecewakan bagi para turis adalah Checkpoint Charlie di Berlin, Menara Eiffel di Paris, Hollywood Walk of Fame di Los Angeles, dan zona pejalan kaki Las Ramblas di Barcelona. Menariknya, bahkan Blue Lagoon yang indah di Islandia mendapat nilai yang buruk di peringkat tersebut.
Pakar Preply, Sylvia Johnson, berbagi tentang bagaimana mengetahui sedikit istilah lokal dapat membantu traveler menghindari tempat wisata yang buruk.
“Meskipun Anda tidak perlu fasih, mempelajari beberapa frasa dasar dalam bahasa setempat dapat meningkatkan pengalaman perjalanan Anda secara signifikan,” kata Johnson.
“Bahkan kata ‘halo’, ‘terima kasih’, atau ‘tolong’ yang sederhana pun bisa sangat membantu Anda untuk menunjukkan rasa hormat dan menjalin hubungan dengan penduduk setempat,” terangnya.
Selain itu, ia juga mengajak para traveler untuk mempelajari tentang budaya setempat sebelum berangkat.
“Teliti tujuan Anda secara menyeluruh, pelajari adat istiadat setempat, cara berpakaian, dan etiket sosial,” saran sang ahli.
“Memahami budaya tidak hanya akan mencegah terjadinya kesalahan, tetapi juga memungkinkan Anda untuk membenamkan diri lebih dalam dan menghargai nuansa tempat yang Anda kunjungi,” pungkasnya.
Simak Video “Momen Times Square Ball Diuji Coba Jelang Tahun Baru“
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/wkn)