Jakarta –
Salah satu faktor penyebab masih mahalnya tarif tiket pesawat domestik adalah ketersediaan armada pesawat. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan jumlah armada di Indonesia masih kurang dibanding negara lain.
“Sebelum pandemi kita punya 700 pesawat sekarang di angka 400 tahun ini kita di angka 65 persen tahun ini diharapkan bisa naik 70 persen, sementara kawasan lain sudah 100 malah sudah melebihi angka sebelum pandemi,” ujarnya di akun Instagramnya.
Untuk mengatasi hal ini, lanjut Sandiaga, perlu langkah kolaboratif dengan berbagai pihak. Dia mengaku sudah melapor ke Presiden Joko Widodo terkait hal ini.
“Jadi PR kita besar menjawab pertanyaan kenapa tiket ini mahal ini kita sampaikan berulang-ulang kali, dan terakhir kami melapor ke Presiden perlu ada langkah kolaboratif yang perlu kita hadirkan, sehingga solusi seperti dilakukan di Indonesia Timur, blockseat di Indonesia Timur bisa dihadirkan di wilayah tengah, dan barat karena kemarin saya ke Padang mendekati 2 juta, lebih murah ke Kuala Lumpur daripada ke Padang, ini kita harapkan bisa selesaikan tahun ini,” ujarnya.
Sandiaga juga mengapresiasi langkah beberapa maskapai untuk menambah kursi penerbangan. Seperti Garuda Indonesia yang bekerja sama dengan Qatar Airways, kemudian TransNusa yang telah membuka rute penerbangan baru ke wilayah Indonesia Timur, yakni Manado, Ambon, Sorong, dan Timika.
“Dan kita harapakn ini secara perlahan tapi dipercepat akselerasi untuk menambah ketersediaan kursi,” ujarnya.
Apalagi sebentar lagi bakal ada pergerakan mudik yang pastinya akan membuat permintaan pesawat meningkat.
“Jadi saya meminta tim internal kami untuk berpikir out of the box, kira-kira bentuk kerja samanya apa yang bisa kita lakukan,” ujarnya.
Simak Video “Kemenparekraf dan Kemenhub Masih Koordinasi soal Tiket Pesawat Mahal “
[Gambas:Video 20detik]
(ddn/fem)