Jakarta –
Bekerja di kapal pesiar dikenal memiliki banyak rintangan juga tekanan. Bahkan, membuat pekerja ini sempat tidak betah walau dalam waktu tiga bulan kerja.
Adalah Chef Juna, koki yang betah bekerja di kapal pesiar. Dia malang melintang berlayar selama 20 tahun. Awal karirnya dimulai di November 2000 sebagai waiter. Namun, kini ia sukses menjadi Food and Beverage Director di kapal pesiar Resorts World One.
Adapun kapal itu memiliki berbagai menu dengan berbagai gaya. Ada masakan bergaya Jepang, China, Melayu, Barat, hingga Indonesia. Bahkan, tersedia pula section makanan halal di dalamnya. Jika traveler penasaran dengan makanan mewah nan lezat milik kapal pesiar itu, ya pria Indonesia itu adalah orang di baliknya.
Dapur kapal pesiar di Resorts World One. (Weka Kanaka/detikcom)
|
Awalnya, ia memilih pekerjaan di kapal pesiar karena coba-coba saja. Melihat bekerja di kapal pesiar belum banyak dilirik oleh orang Indonesia dan kesempatan karir yang lebar, akhirnya ia memantapkan diri untuk berlayar.
Kendati kini Chef Juna Sebayang telah memiliki karir yang gemilang di sana, ia pun menuturkan bahwa dia sempat tidak betah khususnya saat awal bekerja. Bahkan, ia sudah kepikiran untuk cabut di triwulan pertama.
Namun, ia kini malah bertahan selama 20 tahun. Tentunya itu bukan waktu yang sebentar untuk sebuah karir, khususnya di sebuah karir yang dianggap memiliki banyak tekanan. Salah satu tekanan yang ia keluhkan awalnya adalah sulitnya ia untuk pulang ke kampung halaman. Itu karena pekerja di kapal pesiar mesti berlayar dalam waktu yang panjang.
“Tiga bulan pertama itu memang saya berat juga, saya juga kepikiran untuk resign 3 bulan pertama. Begitu saya diskusi dengan orang rumah, saudara-saudara, dikasih motivasi lah nanti juga kalau namanya kita baru pertama kerja kan dunia kerja belum tahu seperti apa,” ungkap Juna kepada detikTravel di kapal Resorts World One, Sabtu (15/6/2024).
Hingga akhirnya ia mendapat berbagai wejangan dari para saudaranya dan beruntung ia terus bertahan hingga kini. Selain wejangan dari keluarga, kedekatan emosional dari para pekerja di kapal pesiar membuatnya ia betah menjalani hari-harinya.
Tak salah memang, itu karena para pekerja mesti berlayar selama beberapa hari ataupun bulan dengan orang yang sama. Tak ayal rasa kekeluargaan di antara mereka tumbuh perlahan.
“Kalau pekerja setelah tiga bulan pertama itu bisa dilewati kayaknya sudah enjoy aja karena udah menyatu kan. Terus ya kerja di kapal kan orang-orangnya itu aja yang kelihatan, jadi udah kayak keluarga aja gitu,” kata dia.
Selain libur, salah satu rintangan yang dialami pekerja kapal pesiar adalah dalam melayani tamu. Itu karena para pekerja kapal pesiar mesti selalu bersikap ramah, sigap, dan juga solutif melayani keinginan para tamu. Belum lagi tamu yang liburan di kapal pesiar sangat multikultural, sehingga memiliki sikap dan sifat yang beragam.
“Tapi ya challenging-nya itu ya di day to day operation, karena kita ketemu tamunya juga kan beda-beda terus, jadi di situlah kadang-kadang gimana baca-baca karakter tamu dari negara ini negara itu itu kan beda-beda jadi kita juga menghandle nya beda-beda juga,” ujar dia.
Beruntung, Chef Juna pun juga telah menemukan cintanya di atas kapal pesiar. Itu juga ia akui yang membuat dirinya betah dan bertahan lama.
Namun begitu, ia pun menjelaskan bahwa di setiap pekerjaan selalu ada rintangannya tersendiri. Ia pun menuturkan pentingnya berkomunikasi dan menerima masukan dari berbagai pihak, khususnya seseorang yang telah memulai karir terlebih dulu. Beruntung Juna yang saat itu merupakan anak bontot mendapatkan berbagai wejangan dari para saudaranya untuk tetap bertahan.
(wkn/fem)