
Bangkok –
Pesta air terbesar di Thailand, Songkran, akan tetap berlangsung meriah. The Tourism Authority of Thailand (TAT) menegaskan bahwa gempa bumi yang terjadi tidak akan mengganggu perayaan yang dinantikan banyak wisatawan ini. Thailand siap menyambut para pengunjung dengan sukacita
TAT mengonfirmasi bahwa perayaan Songkran akan berjalan sesuai rencana, yaitu 12-15 April. TAT meyakinkan wisatawan bahwa perjalanan, transportasi, dan hotel tidak terpengaruh oleh gempa.
TAT menyatakan bahwa setelah menilai situasi setelah gempa bumi hari Jumat, ditemukan bahwa kondisi di Bangkok dan bagian lain negara itu telah kembali normal.
Misalnya, dicatat bahwa Bandara Internasional Don Mueang dan Bandara Internasional Suvarnabhumi di Bangkok terus beroperasi seperti biasa, dengan maskapai penerbangan menyediakan layanan normal.
Selain itu, transportasi umum-terutama layanan kereta listrik yang dioperasikan oleh BTSC dan MRT-tetap berfungsi penuh. Hotel dan tempat hiburan di tujuan wisata utama juga tidak terpengaruh.
TAT melaporkan bahwa wisatawan tidak membatalkan pemesanan mereka, dan operator grup tur juga tidak menarik reservasi.
TAT juga mengonfirmasi bahwa jalan raya di seluruh negeri tetap tidak rusak dan sepenuhnya dapat diakses untuk perjalanan.
Untuk memastikan keselamatan wisatawan, TAT menyatakan akan meminta kerja sama dari Institut Teknik Thailand dan Departemen Pekerjaan Umum untuk memeriksa hotel-hotel bertingkat tinggi.
Pihak berwenang meyakinkan masyarakat bahwa perayaan Songkran akbar yang direncanakan di Bangkok, Chiang Mai, dan lokasi lainnya tidak akan terpengaruh.
Tentang Festival Songkran
Festival Songkran adalah perayaan Tahun Baru tradisional Thailand yang dirayakan setiap tahun dari 13-15 April. Songkran berasal kata Sansekerta “Sankranti,” yang berarti perpindahan atau perubahan.
Secara tradisional, Songkran adalah waktu untuk membersihkan rumah, mengunjungi kuil, dan menghormati orang tua dan leluhur.
Festival itu dirayakan dengan tradisi utama perang air. Saat perang air itu warga lokal dan wisatawan saling menyiram air sebagai simbol pembersihan dan penyucian dari nasib buruk tahun sebelumnya.
Festival itu juga dilakukan dengan mengunjungi kuil. Mereka akan berdoa, memberikan persembahan, dan menuangkan air ke patung Buddha. Kemudian, para pemuda akan menuangkan air beraroma ke tangan tetua.
Tradisi lain saat songkran adalah mengoleskan pasta putih ke pipi orang lain sebagai bentuk pemberkatan, dan memberikan benang putih sebagai simbol harapan baik.
Perayaan Songkran berlangsung di seluruh Thailand, dengan beberapa tempat terkenal untuk perayaannya yang meriah termasuk Bangkok, Chiang Mai, dan Phuket. Festival itu menarik banyak wisatawan dari seluruh dunia yang ingin merasakan kegembiraan dan keunikan perayaan ini.
Songkran diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada 2023.
(bnl/fem)