Jakarta –
Pangkas rambut menjadi salah satu jenis usaha yang kerap kali diasosiasikan dengan salah daerah di Jawa Barat, yakni Garut. Menjamurnya pangkas rambut Garut bukan tanpa alasan. Identitas kewilayahan yang menempel pada usaha ini dilatarbelakangi peristiwa sejarah yang dialami masyarakat asli Garut, atau biasa disebut Asgar, sekitar tahun 1930.
Ditemui detikcom di Fix Up Barber Shop, di Jalan Wolter Monginsidi, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ketua Asosiasi Seniman Rambut Garut (Asgar) Indonesia, Irawan Hidayah menuturkan, Asgar sebagai entitas juru cukur mulai hidup sejak tahun 1930-an. Kala itu, terang Irawan, seorang juru cukur Asgar belajar sekaligus juga bekerja memangkas rambut kepala meneer-meneer Belanda.
Sepulangnya bekerja di Belanda, kata Irawan, juru cukur ini menurunkan ilmunya kepada masyarakat Garut kala itu. Irawan menuturkan, pangkas rambut Asgar sendiri dibagi dalam tiga periode, awal, pertengahan, dan perkembangan hari ini. Pada tahun 1930-1960, menjadi tonggak periode awal geliat pangkas rambut Asgar dimulai.
1960-1990 memasuki periode pertengahan perkembangan pangkas rambut Asgar. Irawan menuturkan, di periode ini pendahulunya menyebarkan ilmu pangkas rambut, tepatnya di Kecamatan Banyuresmi, Garut, Jawa Barat. Hingga saat ini, pangkas rambut Asgar menjadi primadona usaha sekaligus juga mengurai pengangguran di Garut.
“Banyak sekali pengangguran (kala itu) dan pangkas rambut, usaha pangkas rambut menjadi pilihan. Kenapa? Karena tidak memerlukan ijazah, tidak memerlukan pendidikan yang tinggi dan tidak memerlukan modal yang besar,” jelas Irawan kepada detikcom, Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Irawan tak menampik, menjamurnya usaha pangkas rambut Asgar juga terjadi lewat proses urbanisasi, di mana para pemuda Garut dengan keterampilannya mencukur rambut membuka toko-toko di wilayah perkotaan. Selain itu, persebaran pangkas rambut Asgar dengan skala yang lebih luas juga terjadi lewat proses transmigrasi, pernikahan antar suku, yang memungkinkan pemuda Garut membuka toko di luar daerah Jabodetabek dan Jawa Barat.
“Terjadi perkembangan para pangkas rambut di berbagai wilayah, salah satunya selain regenerasi para seniman rambut juga terjadinya perkawinan. Perkawinan antara orang Garut yang menjadi seniman rambut ke luar Garut. Keluar Garut di tempat istrinya atau tempat saudaranya mengembangkan, mengajarkan, kepada saudara-saudara dari pihak istri,” ungkapnya.
Data yang ia himpunan, tercatat 10.000 anggota juru cukur Asgar yang tersebar di seluruh Indonesia. Asosiasi Asgar Indonesia juga tidak memutus ilmu, sejak uluran tangan pemerintah melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, wadah juru cukur ini membangun yayasan pendidikan khusus untuk mengembangkan ilmu pangkas rambut khas Garut.
Kala itu, Irawan berkesempatan untuk menangani rambut Basuki di Fix Up Barber Shop. Ia menuturkan, tempat ini menjadi pilihan utama para pejabat negara. Selain Basuki, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, juga pernah Irawan tangani. Pada masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu, Irawan juga sempat mencukur rambut Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
Melalui wadah yang diresmikan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Irawan dan para juru cukur lainnya mengajarkan pemuda Garut memoles mahkota pelanggan hingga nilai tambah setelahnya, yakni pijat. Irawan mengatakan, peserta didik dalam yayasan Asosiasi Asgar Indonesia ini tidak hanya berasal dari Garut, melainkan juga daerah-daerah Jawa Barat lainnya. Adapun tenaga pengajar di yayasan ini juga berasal dari sumber daya manusia (SDM) profesional.
“Itu berkat kami mencukur Bapak Menteri PUPR. Dan Alhamdulillah sekarang sudah ada, selain sekolah cukur, juga kampung cukur yaitu perumahan seniman rambut Asgar di Garut. Itu hasil dari saya memotong rambut Bapak Menteri PUPR waktu itu yang diresmikan langsung oleh Bapak Presiden, Presiden Jokowi pada tahun 2019,” sebutnya.
Irawan menambahkan, rata-rata modal awal untuk membuka sebuah toko pangkas rambut sederhana dipatok mulai dari Rp 25 juta. Untuk semi barbershop, modal awal yang dibutuhkan sekitar Rp 50 juta. Sedangkan untuk modal awal untuk barbershop premium ditaksir mencapai Rp 100 juta. Adapun mayoritas juru pangkas rambut Asgar biasanya menyuplai SDM sesuai kebutuhan investor yang membuka toko.
“Selain membuka sekolah juga, kami menyalurkan. Menyalurkan SDM-SDM yang dilatih ataupun anggota yang lagi menganggur. Kami salurkan ke tempat-tempat yang membutuhkan. Karena banyak permintaan dari owner-owner ataupun teman-teman yang membutuhkan tenaga SDM,” tutupnya.
Secara umum, usaha pangkas rambut Asgar masuk dalam kategori jenis usaha mikro. Jenis usaha mikro diketahui memberi kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia lebih dari 60%, Geliat ekonomi mikro juga tercatat menampung lebih dari 95% tenaga kerja. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan, pertumbuhan ekonomi mikro sejalan dengan tumbuhnya peran di sektor non-formal.
Bisa dikatakan, kata Wijayanto, usaha mikro berperan sebagai pengaman di saat ekonomi Indonesia tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Mayoritas usaha mikro, tetap beroperasi sebagai usaha mikro dalam jangka panjang. Hal ini ditengarai lantaran para pelaku masih memandang kegiatan ekonomi ini sebagai sambilan.
Selain itu, usaha mikro juga tidak memiliki akses ke perbankan untuk permodalan. Bisnis modelnya pun dianggap cocok jika dioperasikan sebagai usaha mikro. Wijayanto menyebut, model bisnis pangkas rambut Asgar seringkali berada di model bisnis mikro.
“Asgar merupakan contoh usaha mikro jenis 3. Saya sendiri merupakan pelanggan Asgar. Barangkali sama dengan banyak pelanggan yang lain, key selling proposition Asgar menurut saya adalah: karyawan yang ramah dan skill-full, suasana yang akrab dan sederhana, bonus pijat, serta biaya yang ringan di kantong. Key selling proposition yang lengkap itu telah membuat Asgar tetap survive hingga sekarang,” terang Wijayanto.
Tonton juga Video: Bisnis Tahan Banting, Barbershop Asgar
[Gambas:Video 20detik]
(kil/kil)