
Jakarta –
Presiden Amerika Serikat (AS) menerapkan kebijakan baru untuk barang-barang impor. Dengan penerapan tarif baru itu 53% untuk China bisa berdampak potensi naiknya harga iPhone dan MacBook di Negeri Paman Sam.
Sudah menjadi rahasia umum, Apple menjalin kemitraan dengan perusahaan di China untuk memproduksi produk andalan perusahaan asal Cupertino, AS. Tarif terkini itu akan mengancam kenaikan barang-barang Apple yang diimpor dari pusat rantai pasokannya.
Jamie MacEwan, seorang analis senior di Enders Analysis, mengatakan bahwa ia memperkirakan hampir setengah dari pendapatan Apple berasal dari China melalui penjualan langsung dan rantai pasokan. Hal ini akan jadi pukulan CEO Apple Tim Cook yang sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun membangun hubungan dengan Trump.
Sebagaimana dikutip dari Business Insider, Jumat (4/4/2025) Apple telah mengambil langkah dalam beberapa tahun terakhir untuk mendiversifikasi rantai pasokannya dari China dalam menghadapi ketegangan geopolitik, tetapi pungutan Trump tampaknya justru melemahkan upaya tersebut.
Usai pengumuman tarif Trump itu, saham Apple anjlok lebih dari 6% atau termasuk paling dalam dibanding perusahaan teknologi lainnya. Terkait penerapan tarif baru ke China, Apple tidak memberikan tanggapan resminya.
Adapun, Indonesia juga kena imbas penerapan tarif menjadi 32%.
“Pengenaan tarif resiprokal AS ini akan memberikan dampak signifikan terhadap daya saing ekspor Indonesia ke AS. Selama ini produk ekspor utama Indonesia di pasar AS antara lain adalah elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, palm oil, karet, furnitur, udang dan produk-produk perikanan laut,” tulis keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI,jumat (4/4/2025).
Pemerintah Indonesia saat ini tengah menghitung pengenaan tarif AS terhadap sektor-sektor tersebut. Pemerintah juga akan mengambil langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia.
(agt/afr)