
Jakarta –
Mercedes-Benz divisi truk dan bus angkat bicara soal pengembangan bus listrik di Indonesia. Menurut Daimler, selaku produsen bus dan truk Mercedes-Benz, pengembangan bus listrik masih terkendala berbagai rintangan, dari ketersediaan infrastruktur, hingga rumitnya pengelolaan baterai bus listrik yang punya bobot super berat.
“Kita akan update lagi (soal bus listrik) next time. (Karena untuk saat ini) ada banyak obstacle (rintangan untuk bus listrik) yang berasal dari eksternal dan internal,” ungkap Head of Product & Marketing Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) Faustina Tjandra kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Faustina menambahkan, saat ini pengembangan bus listrik di Indonesia masih terkendala ketersediaan fasilitas SPKLU alias charging station untuk mengisi ulang daya baterai bus listrik. Selain itu, pengelolaan dan penanganan baterai bus listrik juga dinilai cukup rumit lantaran bobotnya yang sangat berat.
“Ibaratnya ketika kita ingin memulai sesuatu, yang kita tanyakan dulu ekosistemnya, misalnya seperti charging station,” bilang Faustina.
“Terus kedua sebagai gambaran, baterai bus listrik itu beratnya kurang lebih 600 kg. Misal ada kecelakaan, atau baterai itu harus dikembalikan ke negara asal, atau misalnya harus di-recycle, apakah sudah ada ekosistemnya? Karena dengan bobot 600 kg, itu tidak main-main. Bahkan untuk mengangkatnya perlu alat khusus,” sambung Faustina.
Secara global, Daimler memiliki bus listrik Mercedes-Benz. Mercedes-Benz telah meluncurkan bus listrik perkotaan bernama eCitaro. Tak cuma itu, Daimler juga meluncurkan truk listrik eActros.
Selain itu, sebelumnya divisi bus Mercedes-Benz di Brasil sudah memperkenalkan sasis eO500U. Bus listrik Mercedes-Benz yang punya konsep lantai rendah (low deck) itu akan ditujukan untuk penggunaan moda transportasi perkotaan.
Simak Video “Heboh Bus Listrik yang Baru Mengaspal di Kota Medan Mogok“
[Gambas:Video 20detik]
(lua/rgr)