Jakarta –
Tak hanya untuk mendukung aktivitas, smartwatch atau jam tangan pintar juga saat ini banyak diandalkan untuk berolahraga. Namun, ada baiknya hati-hati memilih smartwatch, sebab ada studi yang menemukan bahwa tali jam tangannya mengandung bahan kimia berbahaya.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters menemukan bahwa tali jam tangan pintar yang terbuat dari fluoroelastomer mengandung konsentrasi sangat tinggi bahan kimia perfluorohexanoic yang dikenal sebagai asam perfluorohexanoic (PFHxA).
Sebagai informasi, PFHxA adalah asam karboksilat perfluorinasi dengan enam karbon yang termasuk dalam kelompok bahan kimia zat perfluoroalkyl dan polifluoroalkyl (PFAS). Bahan kimia yang tidak mudah terurai di lingkungan dan terbentuk dalam tubuh kita seiring waktu.
Para peneliti berhasil mengekstrak bahan kimia tersebut dengan mudah dari permukaan 22 tali jam tangan yang dianalisis dari berbagai merek dan harga. Bahan kimia ini dapat diserap ke dalam kulit melalui tali jam tangan.
Studi tersebut menemukan sebagian besar tali jam tangan yang mengandung bahan kimia tersebut diiklankan untuk “olahraga dan kebugaran”, yang menunjukkan bahwa pengguna dapat berolahraga saat memakainya. Itu berarti kontak keringat tambahan dan pori-pori kulit terbuka.
Graham F. Peaslee, seorang fisikawan di Universitas Notre Dame dan penulis utama penelitian, mengatakan kepada majalah Salon dikutip dari Android Authority, Kamis (2/1/2025) para peneliti bahkan tidak mencari PFAS di tali jam tangan sampai mereka melihat iklan satu halaman penuh tentang tali jam tangan yang terbuat dari fluoroelastomer. Setelah analisis lebih dekat, para peneliti terkejut menemukan sejumlah besar bahan kimia abadi PFHxA.
“Ini unik karena ini adalah pertama kalinya kami hanya menemukan satu PFAS, dan konsentrasinya sangat tinggi – jauh lebih tinggi daripada yang biasanya kami temukan dalam produk konsumen,” kata Peaslee.
Beberapa produsen jam tangan pintar dan pelacak kebugaran terkemuka, termasuk Apple, Huawei, Samsung, dan Google, menawarkan tali pengikat fluoroelastomer dengan alasan ketahanan. Meskipun tingkat risiko kesehatan potensial yang ditimbulkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam tali pengikat ini masih belum jelas, para peneliti dari studi tersebut telah mendesak komunitas ilmiah untuk menyelidiki lebih lanjut bahan-bahan ini.
Sementara itu, para ahli menyarankan pengguna untuk beralih ke tali jam tangan yang terbuat dari bahan alternatif yang tidak mengandung fluoroelastomer.
Sebagian besar merek yang menjual tali jam tangan yang terbuat dari fluoroelastomer menyebutkannya di situs web mereka. Dengan begitu, pengguna dapat dengan mudah memeriksa merek dan bahan tali jam tangan sebelum membelinya.
(agt/agt)