Jakarta –
Sepekan lebih berpuasa, sudah berapa kali nggak kebangun untuk sahur? Dokter neurologi membeberkan tips untuk ‘setting’ jam biologis biar tetap kebangun meski alarm nggak bunyi.
Dokter yang juga praktisi kesehatan tidur dari Mayapada Hospital Tangerang, dr Paulina Thiomas Ulita, SpS, mengatakan pada dasarnya manusia adalah makhluk habitual. Artinya, siklus hidupnya mengikuti pola tertentu dan jika pola tersebut diubah maka butuh waktu untuk adaptasi.
Hal yang sama juga berlaku pada pola tidur, yang memang berubah selama puasa Ramadan. Supaya cepat beradaptasi, menurut dr Paulina, maka kebutuhan waktu tidur harus tercukupi, yang berarti juga harus menggeser waktu tidur agar tidak terlalu malam.
“Waktu tidurnya yang digeser menjadi lebih awal supaya kebutuhan tidur malam tetap tercukupi, minimal 4 jam,” saran dr Paulina dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.
Masih terkait pola tidur, dr Paulina menyarankan agar makan malam tidak diisi menu yang terlalu berat karena perut butuh waktu untuk mencerna. Belum lagi risiko refluks, yakni naiknya asam lambung ke kerongkongan yang bisa bikin susah tidur.
“Apalagi kalau makanannya tinggi lemak, itu butuh waktu lebih lama (untuk dicerna),” kata dr Paulina.
NEXT: Pentingnya Sleep Hygiene
Simak Video “Sahur dengan Protein Bar Bikin Awet Kenyang? Ini Kata Dokter Gizi“
[Gambas:Video 20detik]