Jakarta –
Sebuah survei tentang perilaku wisatawan dilakukan oleh analis perjalanan Radical Storange. Hasilnya, turis-turis memang senang bandel saat liburan.
Dilansir dari Travel Daily News pada Jumat (6/12/2024), fenomena ini dikenal dengan nama ‘sindrom turis’. Radical Storange melakukan survei terhadap 1.231 warga AS untuk mengungkap seberapa normal perilaku buruk mereka saat liburan dan makna psikologinya.
“Sebagian besar orang (56,5%) mengalami ‘sindrom turis’ saat liburan,” pernyataan perusahaan itu.
Orang yang cenderung bertindak tidak senonoh saat liburan adalah mereka yang berada di golongan muda usia mereka. Tujuh dari sepuluh (72%) orang berusia antara 18-27 tahun (Gen-Z) mengatakan bahwa mereka cenderung berperilaku berbeda saat berlibur.
Kemudian, lebih dari setengah orang (56,1%) berusia antara 28-43 tahun (milenial) mengatakan bahwa mereka akan berperilaku berbeda. Sementara mereka yang berusia 44-59 tahun (Gen-X) hanya angka 48,6% dan 49,1% dari mereka yang berusia 60-69 tahun (baby boomer).
Namun, perilaku buruk memang disertai dengan penyesalan dan kesadaran diri.
Tiga dari lima orang (62,1%) merasa malu dengan perilaku seseorang yang bepergian bersama mereka, dan setengah (50%) merasa malu dengan perilaku mereka sendiri.
Empat dari sepuluh orang (42,5%) mengaku melanggar hukum saat berlibur karena hukum bisa sangat berbeda di berbagai negara.
“Saat berlibur, Anda mungkin berpikir bahwa Anda melanggar hukum padahal tidak, atau melanggar hukum tanpa menyadarinya,” lanjutnya.
Setengah dari responden (54,9%) mengaku pernah dimarahi saat berlibur, tetapi ada perbedaan besar antara bersikap sedikit terlalu gaduh di restoran dan melakukan tindak pidana.
Pria lebih mungkin melanggar hukum saat berlibur daripada wanita, sekitar 50,2% dari pria dibandingkan dengan 37% dari wanita.
Tiga hal yang paling sering tidak boleh dilakukan terkait perjalanan yang diakui orang adalah menjadi lebih teritorial saat berlibur yaitu 34,7%. Contohnya meletakkan handuk untuk menandai tempat mereka di tepi kolam renang. Kedua adalah berpose tidak pantas dengan patung sebanyak 32,3%, dan terakhir memetik tanaman di cagar alam, taman umum, atau tanaman di properti pribadi seseorang tanpa izin sebanyak 30,2%.
Kenakalan lain yang diakui oleh responden adalah tidak setia pada pasangan saat liburan, apalagi di luar negeri.
“Empat dari sepuluh orang (41,3%) mengaku telah berselingkuh dari pasangannya saat liburan. Tiga dari sepuluh orang (28,8%) mengatakan bahwa mereka pergi ke klub tari telanjang saat liburan,” keterangan survei itu.
Sepertiga orang (35,7%) juga mengatakan bahwa mereka lebih cenderung pergi ke klub tari telanjang saat liburan, dan 12,9% mengatakan bahwa mereka lebih cenderung menyewa pekerja seks. Satu dari sepuluh orang (12,4%) juga lebih cenderung menggoda seseorang.
“Empat dari sepuluh orang (40,6%) berargumen bahwa ‘liburan adalah waktu untuk bersenang-senang dan bersenang-senang,” keterangan hasil survei itu.
(bnl/fem)