Jakarta –
Industri otomotif dituntut untuk melahirkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Tak cuma produknya, proses produksinya juga harus ramah lingkungan.
Dari rahimnya, kendaraan harus dibuat dengan pabrik yang ramah lingkungan. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengklaim, pabrik mereka sudah mulai menerapkan energi bersih.
“Sebagai bagian dari komitmen kami untuk mencapai net zero emission, salah satunya adalah manufacturing. Carbon is our enemy. yang kita lakukan tentu dari listrik kita memakai beberapa solar panel, total 7 megawatt, sekarang baru sekitar 4 (megawatt),” kata Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto, di acara Toyota Year End Media Gathering di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Selain itu, menurut Nandi, TMMIN juga bekerja sama dengan PLN untuk memakai energi hijau. Hingga ke pemasok komponen pun diminta untuk menekan emisi.
“Tentu upaya-upaya perbaikan di lapangan kita lakukan sehingga bisa me-reduce sampai 5.000 ton CO2,” ucap Nandi.
Dari segi kendaraannya, Nandi mengatakan, TMMIN juga sudah menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan. Selain kendaraan hybrid, Toyota juga bisa memproduksi mobil dengan mesin yang bisa menenggak bahan bakar nabati.
“Kami sudah memproduksi engine untuk (bahan bakar) bioetanol. Unitnya kami sudah siapkan yang 100 persen bioetanol dan juga yang hybrid bioetanol 85 persen. Kita siapkan sehingga nanti ke depannya Toyota akan mempunyai semua line up multipathway, ICE, hybrid juga, flexy fuel, baterai dan hidrogen akan kita showcase pemakaian Mirai, kita siapkan hydrogen refueling di Karawang. Kita juga bekerja sama dengan Pertamina untuk menyiapkan energi-energi tersebut,” bebernya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor Henry Tanoto mengatakan, dari sisi produk Toyota konsisten dengan strategi multipathway. Mulai dari teknologi kendaraan elektrifikasi yang lebih ramah lingkungan, Toyota dan Lexus sudah memiliki 22 model elektrifikasi.
“Kemudian kendaraan-kendaraan ramah lingkungan atau emisi lebih rendah walaupun teknologinya belum elektrifikasi. Kita ada beberapa model, di tahun ini atau ke depannya fokus memiliki kendaraan bahan bakar flexy fuel, bisa bioetanol atau biodiesel,” ucap Henry.
Toyota pun sekarang sedang menguji coba mobil berbahan bakar bioetanol dengan menggandeng Pertamina dan SERA. Beberapa mobil Toyota yang disewakan oleh SERA diuji menggunakan bahan bakar bioetanol E10.
(rgr/dry)