Jakarta –
Roy Marten mengakui sudah dikenalkan dengan Medina Dina oleh Gading Marten. Tak mau menentukan urusan pribadi Gading, Roy menyerahkan semua keputusan pada putra sulungnya itu.
“Jadi di keluarga kami ada hukum tak tertulis bahwa setiap orang dewasa berhak menentukan hidupnya, jalan hidupnya. Kapan Gading mau itu (menikah)? Itu terserah Gading. Waktunya Gading yang menentukan, orangnya Gading yang menentukan, bukan kami,” kata Roy Marten di studio Pagi Pagi Ambyar, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024).
Saat dikenalkan pertama kali dengan Medina Dina, Roy Marten mendapat kesan baik. Presenter dan pesinetron kelahiran 27 Februari 1987 itu dinilai sebagai perempuan cantik, sopan, dan santun.
“Cantik, saya lihat dia cerdas. Jangan pernah kawinin perempuan yang bodoh, kasihan anaknya nanti ikutan bodoh. Kepintaran itu datang dari ibu, kalau bakat itu datang dari bapak,” ucap Roy Marten.
“Setelah kita (Roy dan Anna Maria) pulang itu, di mobil (Anna bilang), ‘Cantik ya? Baik ya?’, ya namanya sesama perempuan ya,” sambungnya.
Roy Marten mengaku hanya sekadar ngobrol biasa dengan Medina Dina. Namun, suasana yang tercipta ketika ngobrol, Roy melihat bintang sinetron Suami-suami Takut Istri itu membawa energi positif.
“Saya sebagai orang Jawa membaca energinya, bukan ucapannya. Energinya positif, itu yang saya baca. Baguslah,” puji Roy Marten.
Disinggung soal restu, Roy Marten mengatakan restunya tidaklah penting. Semua keputusan ada di tangan Gading Marten.
“Restu nggak penting dari saya. Biar semua Gading yang memutuskan karena saya pasti merestui apa pun yang terbaik untuk anak. Itu kan hidupnya Gading, dia sudah dewasa, dia menentukan sejarahnya sendiri. Dia mengalami peristiwa itu, semua Gading yang milih,” ungkap Roy Marten.
“Saya selalu bilang, ‘Ding ingat umur. Nanti umur tambah. Nanti kamu antar anak kamu yang kecil dikira opanya’,” pesannya untuk Gading Marten.
Umur menjadi alasan Roy Marten selalu mengingatkan Gading untuk segera menikah lagi.
“Saya sebagai seorang ayah mengharapkan Gading cepat membuat sebuah keputusan karena dikejar umur kan. Karena takutnya tambah lama, tambah tua. Gading nggak pernah ada minta pendapat, tapi kita sering ngobrol dari hati ke hati. Ya kita serempet ke arah situ (soal menikah),” tutup Roy Marten.
(pus/wes)