
Jakarta –
Makan di waktu sahur merupakan hal yang sering dilewatkan pada sebagian orang karena alasan tak mampu bangun dini hari. Bahkan ada pula yang menganggap bahwa melewatkan makan sahur bisa membantu menurunkan berat badan.
Spesialis penyakit dalam dari RS Abdi Waluyo, dr Yuhana Fitra, SpPD, menegaskan sebaiknya jika ingin menurunkan berat badan atau diet dilakukan setelah bulan Ramadan. Hal ini dikarenakan untuk menghindari risiko masalah kesehatan yang bisa terjadi.
dr Yuhana menjelaskan saat berpuasa selama kurang lebih 14 jam, seseorang berisiko kekurangan cairan dan gula yang dapat memicu dehidrasi dan lemas. Apalagi jika seseorang tersebut memutuskan untuk tidak sahur.
“Karena tadi kalau skip sahur risikonya dehidrasi kalau kita dehidrasi kita kurang alert itu yang terjadi pada waktu dehidrasi kurang cairan akan menyebabkan kita kurang alert itu yang pertama. Yang kedua kalau kita kurang gula juga menyebabkan kita kurang alert juga,” imbuhnya.
Dijelaskan dr Yuhana, hampir semua organ tubuh, termasuk otak akan berdampak pada waktu seseorang mengalami dehidrasi, kurang gula saat menjalani puasa. Walhasil nantinya dapat berdampak pada aktivitas fisik atau kinerja seseorang.
“Hal ini nanti menyebabkan aktivitas fisik di siang harinya tidak optimal, jadi ngantuk, nggak berenergi jadi kan kesannya orang Islam kalau lagi bulan puasa ngantukkan semua. Baiknya kita tetap bisa bekerja profesional di siang hari, jangan skip sahur tapi nanti kalau sudah selesai Ramadan, mau diet, silahkan,” tuturnya lagi.
Simak Video “Lebih Baik Berbuka dengan Minuman Hangat atau Dingin?“
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)