Jakarta –
Seorang penumpang tewas dalam turbulensi mengerikan penerbangan maskapai Singapore Airlines dari London ke Singapura, yang memicu pendaratan darurat. Pesawat Boeing 777 yang dioperasikan oleh Singapore Airlines dilaporkan mendadak turun 7.000 kaki di atas pantai barat Myanmar, menurut data penerbangan.
Penerbangan SQ321 lepas landas dari London Heathrow dengan 211 penumpang dan 18 awak di dalamnya. Menurut maskapai, penerbangan tersebut mengalami turbulensi parah dalam perjalanan menuju Singapura.
Satu penumpang tewas dan sekitar 20 lainnya dilaporkan terluka, sehingga memicu permintaan pendaratan darurat di Thailand. Pesawat dialihkan ke Bandara Internasional Suvarnabhumi di Bangkok dan mendarat sesaat sebelum pukul 16.00 waktu setempat.
Pesawat itu dijadwalkan mendarat di Bandara Changi Singapura pada pukul 18.10 waktu setempat. Badai petir tropis ekstrem melanda wilayah turbulensi tersebut. Sebuah foto menunjukkan ambulans dan kendaraan darurat berbaris di samping pesawat. Foto lain menunjukkan makanan dan peralatan makan berserakan di lorong pesawat.
Juru bicara Singapore Airlines mengatakan pesawat tersebut mengalami turbulensi parah dalam perjalanan ke Singapura. “Kami dapat mengonfirmasi ada korban luka dan satu korban jiwa di dalam pesawat Boeing 777-300ER tersebut,” kata mereka seperti dikutip dari The Sun, Selasa (21/5/2024).
Total ada 211 penumpang dan 18 awak. “Singapore Airlines menyampaikan belasungkawa sedalamnya kepada keluarga almarhum. Prioritas kami adalah memberi semua bantuan yang mungkin kepada seluruh penumpang dan awak pesawat,” tambah mereka.
“Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang dibutuhkan,” tambah maskapai tersebut.
Apa Itu Turbulensi Menurut Sains
Kejadian turbulensi disebabkan massa udara yang bergerak dalam kecepatan tertentu, bertemu dengan massa udara dengan kecepatan berbeda. “Turbulensi memang tidak nyaman tapi juga tidak berbahaya,” kata Kapten Steve Allright, pilot maskapai British Airways.
“Aspek berbeda dari cuaca menyebabkan tipe turbulensi juga berbeda. CAT atau Clear Air Turbulence adalah bentuk paling umum dari turbulensi yang kemungkinan besar Anda alami dan itu sungguh normal,” paparnya. Tapi memang penumpang harus siap siaga atau terancam cedera jika turbulensi mendadak terjadi.
Apakah turbulensi bisa menjatuhkan pesawat? Menurut pilot Patrick Smith, level turbulensi yang bisa merusak pesawat adalah sangat kecil kemungkinannya. Ketika pesawat terguncang karena turbulensi, pilot memandangnya lebih sebagai masalah ketidaknyamanan, bukan soal keamanan.
Jadi, perhatian utama para kru pesawat saat turbulensi terjadi adalah soal kenyamanan penumpang. Itu sebabnya pesawat mungkin akan diperlambat atau diakselerasi untuk memperkecil dampak turbulensi. Setelah melalui turbulensi, pesawat akan dicek apakah semua fungsinya tetap normal.
(fyk/fay)