Jakarta –
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan akan menggelar lelang frekuensi pada tahun 2025 ini yang sebelumnya tertunda.
Hal ini menjadi kabar baik bagi industri seluler yang membutuhkan spektrum frekuensi tambahan agar dapat meningkatkan kualitas layanan hingga mengadopsi teknologi terkini, seperti 5G yang sesungguhnya alias tidak lagi ‘5G rasa 4G’.
“Jadi, kami nanti pelajari dulu ya, karena saya belum tahu di dalam seperti apa. Namun dalam persiapannya nanti dalam waktu dekat ini kami akan melakukan lelang-lelang frekuensi, sesuai dengan regulasi yang ada,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto ditemui beberapa waktu lalu.
Ketika ditanya mengenai pelaksanaan lelang frekuensi tersebut, Wayan mengatakan ia dan jajarannya membutuhkan waktu terlebih dahulu untuk mempelajari spektrum yang akan dilepas ke industri.
“Mudah-mudahan tahun ini, kan Januari ya (sekarang). Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Keuangan, BPKP, dan sebagainya untuk melihat harga dasarnya,” ungkap Wayan.
“Nanti baru prosesnya sesuai dengan ketentuan, mungkin kami lakukan pelelangan spektrum frekuensi,” pungkasnya.
Semula lelang frekuensi dilakukan pada pertengahan 2024 lalu, akan tetapi pelaksanaannya urung terjadi. Salah satu yang menjadi faktor mundurnya lelang tersebut, pemerintah menggodok insentif yang akan diberikan kepada operator seluler.
Ada tiga pita frekuensi yang akan dilepas, yaitu 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz. Operator seluler saat ini masih mengandalkan pita frekuensi 900 MHz, 1.800 MHz, 2,1 GHz, dan 2,3 GHz untuk menyediakan layanan telekomunikasi kepada para pelanggan. Namun spektrum frekuensi tersebut dibagi untuk tiga teknologi seluler, yakni 2G, 3G, dan 5G.
Sebelumnya, Menkomdigi Meutya Hafid melakukan perombakan dan melantik pejabat tinggi di lingkungan Kementerian Komdigi. Pengangkatan ini seiring dengan perubahan nama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Untuk Wayan Toni Supriyanto yang dipercayai menjabat Dirjen Infrastruktur Digital Komdigi, diminta untuk menyelesaikan persoalan konektivitas internet di Tanah Air.
(agt/rns)