
Denpasar –
Sepanjang bulan Juli 2024, sudah ada 3 helikopter yang terjerat tali layangan di Bali. Tentu ini menjadi alarm yang harus diperhatikan oleh pihak berwenang.
Helikopter terkena lilitan tali layangan kembali terjadi di Bali pada Senin (29/7/2024). Beruntung dua penumpang dan awak helikopter selamat setelah helikopter itu berhasil mendarat.
Insiden tersebut menimpa helikopter jenis Robinson R66 dengan nomor registrasi PK-VPN. Heli tersebut dioperasikan oleh PT Volta Pasifik Aviasi.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Agustinus Budi Hartono mengatakan helikopter tersebut mengalami kite strike di daerah Garuda Wisnu Kencana (GWK) area 29, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, pada pukul 09.46 Wita.
Pilot Adhi Tri Budiono bersama dua penumpang terbang dengan rute dari JAG Heliport Nusa Dua, GWK, Uluwatu, dan kembali JAG Heliport.
“Helikopter terkena lilitan layang-layang di area sekitar GWK. Setelah mendarat, engineer melaksanakan inspeksi pada main rotor & tail rotor dengan hasil tidak ada kerusakan (satisfactory),” kata Agustinus dalam keterangannya.
Otoritas Bandar Udara Wilayah IV langsung berkomunikasi dengan Pj Gubernur Bali melalui Satgas Pengendali Layang-layang setelah insiden itu.
Menurutnya, Dinas Perhubungan Provinsi Bali bersama dengan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Provinsi Bali melaksanakan penertiban.
Insiden helikopter terjerat tali layangan ini merupakan kali ketiga pada Juli 2024. Insiden pertama terjadi pada 2 Juli 2024.
Ketika itu, sebuah helikopter menabrak tali layang-layang di wilayah Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali. Akibatnya, helikopter tersebut tidak bisa melanjutkan penerbangan.
Insiden kedua dialami oleh helikopter tipe BELL 505. Baling-baling helikopter yang take off dari helipad GWK itu terjerat tali layangan dan jatuh di kawasan Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, pada 19 Juli lalu.
Beruntung tiga penumpang dan dua awak termasuk pilot, berhasil selamat dari insiden fatal tersebut.
——–
Artikel ini telah naik di detikBali.
(wsw/fem)