Jakarta –
Penjual claypot ini curhat terkait kejadian yang dialami di dapur. Karena kualitas bahan makanan yang rusak, mereka pun harus menanggung kerugian dengan membuang 30 ekor ayam.
Kebanyakan pelanggan sering mengadu tentang harga makanan di restoran yang menurut mereka semakin mahal. Rata-rata para pelanggan menganggap penjual ingin mendapat keuntungan sendiri.
Meskipun memang ada yang seperti itu, tetapi banyak juga alasan lain yang membuat harga makanan di restoran naik. Salah satunya kejadian tidak terduga yang dialami di dapur mereka.
Bisa jadi penjual makanan mengalami masalah tertentu dengan bahan baku mereka. Untuk menghindari kerugian lebih besar, akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga, seperti yang diceritakan oleh penjual claypot ini.
Melalui unggahan video, seorang penjual menunjukkan realita sebenarnya yang membuat ia terpaksa harus menaikkan harga menu. Menurut penjual, pelanggan tidak memahami biaya pengeluaran bahan yang ditanggung penjual dalam situasi tertentu, lapor mstar.com.my (08/09/2024).
Ia mengungkap, “Ini contoh yang bisa dialami oleh penjual seperti saya.”
Penjual itu menunjukkan kondisi dimana freezer penyimpanan bahan bakunya tiba-tiba bermasalah. Akhirnya bahan ayam yang sudah disiapkan sebelumnya menjadi rusak dan terpaksa dibuang.
Ia berjualan nasi ayam claypot. Sehari sebelum jualannya dimulai, biasanya ia akan menyiapkan 30 ekor ayam sehingga di hari yang sama, ayam yang sudah dibumbui ini bisa langsung dimasak.
Namun, ketika freezer tidak cukup dingin, penjual itu harus menanggung risikonya sendiri. Karena freezer yang tidak dingin itu bisa membuat bakteri tumbuh dan menyebar di ayam hingga menyebabkan kualitas ayam menurun.
Penjual merasa ada hal-hal tidak terduga terjadi ketika berjualan, seperti 30 ekor ayam yang harus dibuang ini (Gambar hanya ilustrasi). Foto: mstar.com.my
|
Mereka tidak mau menyajikan ayam seperti itu kepada tamu. Mau tidak mau, penjual ini terpaksa harus membuang 30 ekor ayam yang rusak. Dari kondisi seperti itu saja penjual ini merasa sudah rugi ratusan ringgit.
“Dari sini aja sudah rugi beberapa ratus ringgit. Sayang melihat semua ayam terbuang begitu saja,” ujarnya.
Oleh karena itu, penjual claypot tersebut memperingatkan pelanggan agar tidak terlalu banyak protes ketika terjadi kenaikan harga. Menurutnya, kenaikan harga tidak semata-mata disengaja karena sudah dipertimbangkan sebelumnya.
“Tolong pahami kami (penjual), bukan kami sengaja menempatkan harga seperti itu,” jelasnya.
Selain masalah tidak terduga seperti ini, penjual claypot itu juga menunjukkan masalah lain yang mungkin terjadi. Mereka juga perlu memberi gaji pekerja dan perlu mengeluarkan uang untuk keperluan dapur lainnya.
Dalam kasusnya, penjual ini perlu menggunakan arang untuk memasak claypot. Arang yang digunakan biasanya dijual dengan harga RM 50 atau sekitar Rp 177.000. Jika kondisi restoran ramai, mereka perlu menggunakan lebih banyak arang, setidaknya sebulan sudah habis RM 1.500 (Rp 5,3 juta) untuk arang.
Kerusakan ayam itu membuat penjual ini rugi ratusan ringgit. Foto: Shutterstock/
|
“Kalau kedai claypot lain murah, itu mungkin karena mereka menggunakan kompor gas. Belum lagi memberi bayaran ke pekerja,” ujar penjual itu.
Penjual itu menyimpulkan keputusannya menaikkan harga karena sudah ada sejumlah alasan yang dipertimbangkan. Bukan karena mencari keuntungan sendiri.
Meskipun sudah menjelasakan kondisi dibalik bisnis claypotnya, tetapi netizen ternyata tidak banyak setuju.
Menurut seorang netizen, kondisi kulkas yang rusak bukan masalah bagi pelanggan. Netizen juga merasa hal ini tidak ada kaitannya dengan kenaikan harga makanan.
Netizen lain juga menganggap alasan yang dibagikan penjual ini kurang masuk akal.
“Begitulah biasanya para penjual. Kalau untung diam saja tetapi kalau rugi keluar berbagai macam alasan” ujar netizen itu.
(aqr/adr)