
Jakarta –
Di balik indahnya tembok-tembok putih dan birunya laut Santorini, tersembunyi ancaman yang mengintai. Gempa bumi berulang kali dan di saat bersamaan kerumunan turis yang haus akan foto sempurna terus memadati jalan-jalan sempit Oia. Apakah Santorini mampu bertahan?
Mengutip CNN, Kamis (3/4/2025), kerumunan wisatawan tidak terelakkan kala mereka sama-sama memburu yang sama dan waktu yang sama, spot terbaik dan matahari terbenam, untuk selfie atau berswafoto.
Kemudian, masalah lain muncul awal tahun ini. Petaka yang sudah mengintai Santorini sejak jutaan tahun lalu, jauh sebelum kamera ponsel mengubahnya menjadi taman bermain Instagram. Yaitu, gempa bumi.
Ya, antara 26 Januari hingga 22 Februari, lebih dari 20.000 gempa bumi kecil berkekuatan 1 skala Richter atau lebih tinggi menggoyang lepas pantai pulau Mediterania.
Menurut Komite Interdisipliner untuk Manajemen Risiko dan Krisis di University of Athens, salah satu gempa itu berkekuatan 5,3 skala Richter.
Keluarga-keluarga dari warga lokal dengan anak-anak kecil juga para pekerja musiman dievakuasi dari pulau vulkanik tersebut setelah keadaan darurat.
Wisata Santorini (CNN)
|
Keadaan itu mempengaruhi pulau-pulau di dekatnya, yaitu Anafi, Amorgos, dan Ios. Pekerjaan konstruksi dihentikan, turis dilarang datang. So, musim sepi di pulau itu menjadi lebih sepi.
Terletak di kaldera gunung berapi kuno, Santorini memang begitu indah dan itu sangat fenomenal. Kekuatan seismik dan kejadian baru-baru ini merupakan pengingat betapa dekatnya Santorini dengan garis patahan geologi.
Gempa telah mereda dan keadaan darurat telah dicabut pada awal Maret. Para pengungsi telah kembali, sekolah-sekolah telah dibuka kembali dan pembangunan hotel dilanjutkan.
Kini menjelang musim panas, biasanya hotel-hotel di pulau ini terisi penuh. Mereka kedatangan kapal feri juga kapal pesiar yang memadati jalan-jalannya yang sempit.
Santorini bersiap-siap untuk melihat bagaimana gempa bumi akan berdampak pada puncak musim wisatanya.
(msl/fem)