Jakarta –
RS Medistra di Jakarta Selatan belakangan ramai disorot terkait pengunduran diri salah satu dokter spesialis yang bekerja di fasilitas kesehatan tersebut. Adalah dr Diani Kartini, SpB Subsp, Onk (K), yang mengungkapkan adanya kebijakan membatasi penggunaan hijab di kalangan tenaga medis.
Pihak RS kemudian buka suara. Direktur Utama RS Medistra dr Agung Budisatria, MM, FISQua menyebut sudah memberikan sanksi tegas kepada karyawan yang diduga melakukan aksi SARA dalam proses rekrutmen atau interview.
“RS Medistra sangat menghormati dan menghargai atas semua perbedaan keyakinan, serta menjamin hak seluruh karyawan untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing, salah satunya adalah dengan menyediakan sarana beribadah (masjid dan mushola) serta menyelenggarakan kegiatan kerohanian,” ungkapnya dalam keterangan tertulis kepada detikcom Senin (2/8/2024).
“Atas kesalahpahaman yang terjadi, saat ini manajemen telah mengambil tindakan tegas dengan memberikan peringatan dan pembinaan kepada karyawan dimaksud, serta tidak lagi mengikutsertakan yang bersangkutan dalam tim interview calon karyawan RS Medistra,” lanjutnya.
dr Agung menyebut akan meningkatkan proses rekrutmen karyawan serta operasional rumah sakit, demi meningkatkan pelayanan bagi seluruh masyarakat. Pihaknya sekaligus memohon maaf atas kegaduhan yang terjadi belakangan.
RS Medistra disebut menyesali proses interview yang dilakukan salah satu karyawan tersebut.
“Manajemen RS Medistra menyampaikan permohonan maaf dan menyesali terjadinya kesalahpahaman dari proses interview yang dilakukan oleh salah satu karyawan kami,” tandas dr Agung.
(naf/kna)