
Jakarta –
Perhatian terhadap Boeing masih belum habis. Setelah temuan-temuan kerusakan di lini pesawat komersial, kini roketnya pun bermasalah.
Pesawat buatan Boeing, Starliner, batal meluncur ke luar angkasa karena kebocoran helium. Peluncuran pesawat yang rencananya ditumpangi oleh dua orang astronaut NASA ini ditunda satu pekan.
Seharusnya Starliner diluncurkan menggunakan roket Atlas V buatan ULA dari Florida pada Jumat, 17 Mei 2024, waktu setempat. Namun, Petugas menemukan kebocoran helium di modul layanan Starliner. Karena harus melalui perbaikan, jadwal peluncuran diundur ke Selasa, 21 Mei 2024.
Peluncuran Starliner yang akan ditumpangi oleh astronaut Suni Williams dan Butch Willmore sudah berulang kali harus diundur karena berbagai permasalahan.
Awalnya, Starliner dijadwalkan mengangkasa pada 6 Mei 2024. Namun, peluncuran dibatalkan hanya 2 jam sebelum jadwal karena penemuan sebuah katup yang bergetar di roket Atlas V.
Awalnya, NASA dan ULA hanya akan menunda peluncuran ke 10 Mei 2024. Kenyataannya, katup yang bersamalah harus diganti bukan diperbaiki. Penggantian katup memaksa peluncuran ditunda ke 17 Mei 2024.
Menurut Boeing dan ULA, seperti dikutip Space,com, kebocoran helium disebabkan oleh permasalahan pada sebuah sambungan pipa di sistem pendorong Starliner. Helium bukan digunakan sebagai bahan bakar roket, tetapi digunakan untuk mengarahkan pembakaran di dalam roket.
Starliner telah dua kali digunakan untuk misi tanpa awak ke Stasiun Luar Angkasa (ISS). Pada misi pertama pada Desember 2019, Starliner “nyasar” sehingga gagal mencapai ISS. Peluncuran kedua pada Mei 2022 berakhir dengan sukses.
Ketiga misi, termasuk yang dijadwalkan membawa dua astronaut, adalah tes penerbangan. Tes ini harus dilalui Starliner sebelum mendapatkan sertifikat sehingga bisa digunakan untuk misi jangka panjang ke ISS. Boeing saat ini mengantongi kontrak US$ 4,2 miliar dari NASA sebagai penyedia pesawat untuk mengantar dan menjemput astronaut dari dan ke ISS.
SpaceX milik Elon Musk juga mengantongi kontrak serupa yang nilainya lebih kecil, yaitu US$ 2,6 miliar. Tes penerbangan telah diselesaikan oleh SpaceX pada 2020. Pesawat buatan SpaceX kini sudah delapan kali digunakan untuk misi antar jemput astronaut.
Produk Boeing sering rusak
Uji coba Starliner digelar saat Boeing dirundung kabar negatif karena banyak pesawat buatannya rusak saat terbang.
Bahkan pintu salah satu pesawat Boeing 737 lepas saat terbang pada Januari lalu. Selain itu, pegawai Boeing yang membocorkan permasalahan dalam perencanaan dan produksi pesawat Boeing ditemukan tewas.
CEO Boeing Dave Calhoun juga sudah mengumumkan pengunduran dirinya.
Perkembangan bisnis “antariksa” Boeing sebetulnya punya nasib yang tidak jauh berbeda dengan bisnis dirgantara mereka.
Ars Techinca melaporkan pada Agustus tahun lalu, proyek Starliner menghadapi penyelidikan oleh tiga pihak independan karena berbagai permasalahan yang dialami selama uji terbang. Salah satunya, copotnya sebuah bagian bodi pesawat saat meluncur dari landasan.
Permasalahan ini dipaparkan juga oleh manajer program Starliner dari Boeing, Mark Nappi.
“Kami telah bekerja untuk mempersiapkan pesawat ini untuk terbang dan telah menyelesaikan dua isu yang kami alami pada musim panas lalu, yaitu sistem parasut dan perekat yang mudah terbakar. Kami cukup yakin kedua isu tersebut sudah lewat,” kata Nappi.
Simak Video “Regulator AS Turun Tangan Buntut Jendela Alaska Airlines Lepas di Udara“
[Gambas:Video 20detik]
(msl/msl)