
Jakarta –
Vivo Y100 5G merupakan ponsel yang unik karena dirancang khusus untuk pasar Indonesia. Meninjau dari harganya yang mulai dari 3.8 juta Rupiah, Y100 ini termasuk ponsel yang terjangkau untuk generasi Y yang istilah kerennya kaum milenial.
Review Kamera Vivo Y100 5G. Foto: Dok. Enche Tjin
|
Meskipun harganya terjangkau, desain Vivo Y100 mencerminkan ponsel dari kelas yang lebih tinggi. Y100 tersedia dua warna, hitam, dan ungu yang konon terinspirasi dengan bunga anggrek Indonesia. Frame ponsel ini mengkilap atau metalik yang sedang trendi tahun ini.
Bagian belakang ponsel Vivo Y100 ini juga spesial, kulitnya dari serat premium, dan ada lapisan khusus dan bening untuk melindungi dari noda dan goresan. Vivo juga menyertakan casing plastik saat pembelian. Casing transparan ini menutupi bagian usb-c port, jadi lebih aman dari air dan debu.
Layar Y100 menggunakan teknologi AMOLED dengan ukuran 6,67 inch dengan 120hz refresh rate. Ponsel ini juga sudah mendukung fast charging maksimum 80 watt. VIVO berani memberikan jaminan proteksi baterai selama empat tahun.
Jika kinerja baterai berkurang dibawah 80%, maka bisa mengklaim jaminan. Yang menjadi standar juga adalah ip54 yang artinya Vivo ini lumayan tahan air dan debu tapi tidak bisa tidak tahan diceburkan ke dalam air.
Prosesor banyak menentukan kinerja untuk menjalankan aplikasi berat seperti game, tapi kalau prosessor-nya terlalu tinggi dan baru speknya, harga ponsel bisa mahal sekali. Vivo memilih yang prosessor sedang-sedang saja, Snapdragon 4 generasi 2 yang fabrikasinya 4nm, lumayan menurut saya.
Kamera dan Fotografi
Untuk kameranya, Vivo Y100 punya dua kamera, ultrawide 8MP f/2.2 dan wide 50mm f/1.8. Vivo tidak menyertakan ukuran sensor di spesifikasi resminya. Dari data exif dan ukuran lensanya, diperkirakan modul ultrawide sensornya berukuran 1/4, dan yang wide 1/2.3 atau 1/2.5 inch.
Dari image sensornya, terlihat kualitas kameranya cukup basic seperti digital compact camera pada umumnya.
![]() |
Di kondisi terang, kualitas gambar bagus dan detail, di kondisi gelap, kualitas gambar terlihat menurun dengan menurunnya detail akibat noise reduction yang cukup agresif.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Di mode portrait, kamera secara default akan menghidupkan lampu LED untuk membantu pencahayaan. Selain untuk foto portrait manusia, lampu LED ini bisa digunakan untuk foto makanan, karena bisa mengatur supaya latar belakangnya blur. Lampu LED di beberapa kondisi membantu untuk memerangi cahaya dari belakang dan membuat subjek lebih menonjol.
Meskipun kameranya berspesifikasi 50MP, setting default foto menghasilkan output 12.4 MP. Jika ingin mendapatkan gambar 50MP pengguna harus mengaktifkan di settingnya dan hanya tersedia di wide angle 1x dan tidak bisa zoom. Kualitasnya lebih detail dan cocok di kondisi terang.
![]() |
Bagian unik dari kamera adalah mode malam-nya. Saat memotret dengan mode ini, kamera akan mengambil gambar selama beberapa detik dan menggabungkannya menjadi satu dengan tujuan membuat gambar yang lebih baik, lebih detail dan tidak begitu banyak noisenya.
Mode malam memang sudah lama ada di ponsel, seingat saya dari tahun 2018 yang lalu, tapi yang menarik ada pilihan berbagai efek/filter yang menyerupai efek cinematic, yaitu: Hitam dan Emas, Cyberpunk, Lampu aura lamunan, Hitam Putih, Biru Es, Orange dan Hijau (teal and orange), Merah Tua, Biru Jingga, Perak Jingga.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Efek-efeknya yang sinematis sepertinya akan disukai oleh generasi anak muda yang tidak ingin repot mengedit foto. Jika kondisi dan objeknya cocok, hasilnya akan terlihat pas dan keren.
Sebagai contoh, untuk foto di kelenteng, saya rasa efek jingga dan hijau (teal and orange) cocok,tapi untuk cyberpunk cocoknya di kawasan perkotaan, biru es juga saya rasa unik untuk pemandangan salju dan seterusnya.
Kadar dari efek-efek ini sebenarnya bisa diatur tingkat kepekatannya. Dalam contoh foto di artikel ini, saya menggunakan efek dengan kekuatan maksimal supaya bisa dilihat dengan jelas sifat efek-efeknya.
Sayangnya, efek-efek stylish ini hanya tersedia di mode malam. Di mode foto biasa, ada efek-efek lain yang tidak kalah keren dan tersedia di berbagai kamera ponsel Vivo lainnya.
Seperti kebanyakan ponsel, Y100 punya mode Pro nya juga dimana kita bisa atur berbagai setting sesuai keinginan seperti exposure, white balance dan sebagainya.
Tidak banyak yang bisa dikeluhkan dari ponsel berharga tiga jutaan ini. Tapi jika kita menelisik lebih jauh yang kurang mungkin terletak di kecerahan layarnya yang hanya 1300 nits dan kualitas videonya baik kamera selfie 8 MP atau kamera belakang mentok di full hd 30fps, belum bisa merekam video 4K.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Kesimpulan
Secara keseluruhan, menurut saya Vivo Y100 ini dari desain cukup stylish dengan warna ungu. Warna ungu di zaman dulu terkenal sebagai warna yang melambangkan kemewahan.
Mungkin Vivo mau memberikan kesan Y100 ini ponsel mewah tapi terjangkau, cocok buat generasi Y/milenial yang lebih hemat dalam memutuskan untuk membeli gadget karena biaya tanggungan hidup yang semakin tinggi.
Jika dilihat dari segi kameranya, saya menilai Y100 ini kualitasnya cukup basic, kualitasnya masih baik buat kondisi terang, tapi di kondisi gelap detailnya sudah kurang baik.
Tapi di sisi lain saya cukup senang menggunakan efek-efek malam dan saya nilai ketahanan baterai berkapasitas 5000mah dan kinerjanya prosesornya sudah baik.
Simak Video “Melihat Lebih Dekat Desain Mantap Vivo Y100 5G“
[Gambas:Video 20detik]
(jsn/jsn)