Jakarta –
Para pengunjung resor ski mewah di Utah, Amerika Serikat (AS) marah lantaran aktivitas wisata terganggu karena demo terkait masalah gaji dengan karyawan. Eh, mereka justru mendukung aksi pekerja kemudian.
Melansir Nypost, Rabu (8/1/2025), Asosiasi Patroli Ski Profesional Park City melakukan mogok kerja saat resor ski itu dipadati pengunjung. Mereka menuntut pemilik gunung ski Vail Resorts yang mewah untuk membayar upah yang layak.
Kendati perwakilan Vail Resort berusaha meyakinkan para pemain ski bahwa resor tetap buka di tengah aksi pemogokan serikat pekerja, tetapi aktivitas pengunjung terganggu. Mereka harus mengantre untuk masuk resor itu.
Pengunjung Peter Nystrom dilaporkan menghabiskan USD 20 ribu atau sekitar Rp 323,8 juta untuk mengunjungi Vail Resort Park City. Tetapi, mereka harus menunggu dua hingga tiga jam untuk mendapatkan giliran.
“Antrean terpanjang yang pernah ada. Tidak ada alasan. Operasional dan manajerial gagal selama minggu tersibuk dalam setahun,” kata dia dengan geram.
“Setidaknya berikan diskon bagi mereka yang membeli tiket lift saat pemogokan terjadi!” dia menambahkan.
Dalam sebuah foto terlihat para pemain ski frustrasi lantaran antrean yang panjang layaknya Disneyland. Dalam unggahan berikutnya, Nystrom bahkan berencana untuk mengajukan keluhan atau tuntutan resmi untuk mendapatkan penggantian biaya kepada Vail Resorts.
Sementara pemain ski profesional Dave Amirault juga membagikan insiden itu dalam sebuah video. Terlihat para pemain ski ikut meneriakkan dukungan kepada pekerja. “Gaji karyawan anda,” seraya menunggu lift King Con di resor itu.
Pengunjung lain Amy Clinkenbeard pun mengaku kecewa dan liburannya sia-sia setelah menghabiskan biaya sebesar USD 10 ribu atau sekitar Rp 161,9 juta bersama keluarganya.
“Kami memilih bermain ski saat Natal dan memiliki pilihan lain, tapi kami tidak akan melakukannya lagi,” Amy Clinkenbeard, kepada TownLift Park City News sambil mengecam liburannya yang sia-sia.
“Kami memilih bermain ski saat Natal dan memiliki pilihan lain, tapi kami tidak akan melakukannya lagi,” kata seorang wisatawan, Amy Clinkenbeard, kepada TownLift Park City News sambil mengecam liburannya yang sia-sia, yang menghabiskan biaya sebesar USD 10.000 bagi keluarganya.
Adapun para petugas patroli ski memiliki tanggung jawab mulai dari membuka jalur hingga pencegahan longsoran salju. New York Times melaporkan bahwa serikat telah mengusulkan kenaikan gaji pokok mereka sebesar USD 2 (sekitar RP 32 ribu) per jam, dari USD 21 (sekitar Rp 340 ribu) menjadi USD 23 (sekitar Rp 372 ribu).
Mereka mengajukan ide tersebut pada bulan September dengan harapan dapat mencapai kesepakatan pada musim ski musim dingin. Namun, Vail tidak menyetujuinya sehingga mendorong pekerja untuk mogok kerja selama liburan.
Di sisi lain, para petinggi Vail yakin bahwa mereka membayar karyawan tersebut lebih dari yang seharusnya.
“Kami bangga dengan investasi signifikan yang telah kami lakukan untuk semua karyawan kami, termasuk patroli, yang telah jauh melampaui inflasi,” kata Presiden Vail Resorts Mountain Division, Bill Rock, dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
“Namun, kami tetap berkomitmen untuk mencapai kesepakatan yang menunjukkan rasa hormat yang besar yang kami miliki untuk para petugas patroli kami,” dia menambahkan.
(wkn/fem)