Jakarta –
Berawal hanya dijadikan oleh-oleh pulang kampung, rendang ini akhirnya bisa dijual hingga ke Amerika. Bahkan mendapatkan banyak penghargaan.
Kelezatan rendang sudah diakui oleh dunia. Makanan khas Minang ini beberapa kali menempati posisi pertama sebagai makanan terenak di dunia versi Taste Atlas.
Rendang Gadih, salah satu merek rendang kemasan asli dari Payakumbuh, Sumatera Barat ini pun berhasil menjual produknya sampai ke beberapa negara, termasuk Amerika Serikat.
Sosok di balik Rendang Gadih tersebut adalah Dedy Syandera Putera. Kepada detikFood (13/11/24) Dedy menceritakan perjalanannya dalam mengembangkan bisnis rendangnya.
1. Jadi oleh-oleh pulang kampung
Dedy Syandera Putera, pemilik Rendang Gadih. Foto: detikcom
|
Dedy mengatakan bahwa Rendang Gadih berdiri sejak tahun 2015. Rendang Gadih ini dibuat menggunakan resep dari sang ibu. Dulu, ia selalu menjadikan rendang buatan ibunya sebagai oleh-oleh dari kampung.
“Jadi saya bawa oleh-oleh rendang buatan Ibu untuk teman-teman saya di Tangerang. Dan setiap lebaran mereka selalu minta lagi karena mereka suka dengan rasanya,” ujar Dedy.
Sejak itulah, ia terinspirasi untuk berjualan rendang dengan kemasan praktis. Ia kemudian minta bantuan sang ibu untuk dibuatkan rendang dalam jumlah yang banyak.
2. Menggunakan kemasan yang aman
Rendang Gadih dikemas dengan praktis dan aman. Foto: detikcom
|
Lebih lanjut, Dedy bercerita awalnya ibunya membuat rendang sebanyak satu kuali. Kini, ia sudah memiliki mesin khusus untuk mempermudah produksi rendangnya.
Kemudian Dedy menawarkan rendang tersebut di kawasan Jabodetabek. Dengan kemasan praktis, rendang tersebut mudah untuk dipanaskan dan dikonsumsi.
Rendang Gadih dikemas dengan kemasan yang aman dan sudah mendapat sertifikasi untuk ekspor dan Uji F nol atau uji panas yang sesuai dengan standar suhu panas makanan.
“Jadi, ketika dipanaskan tidak akan menghilangkan nutrisi yang terkandung pada makanan,” tutur Dedy.