Jakarta –
Raksasa produsen mobil asal Jerman, Volkswagen (VW), mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 35.000 pekerja berdasarkan kesepakatan akhir antara manajemen dan dan serikat pekerja untuk mencegah pemogokan massal. Langkah tersebut dilakukan bertahap hingga akhir 2030.
Mengutip laporan Reuters, langkah efisiensi VW dengan melakukan PHK disepakati setelah 70 jam negosiasi yang dilakukan. Serikat pekerja VW mengatakan, negosiasi yang dilakukan menjadi yang terlama dalam 87 tahun sejarah perusahaan.
Dalam kesepakatan tersebut, VW dan serikat pekerja sepakat untuk tidak melakukan penutupan pabrik dan PHK langsung. VW juga dikabarkan membatalkan rencana pemangkasan upah sebesar 10%.
Kesepakatan ini juga menghindari pemogokan massal yang dianggap memberi kelegaan bagi investor setelah berbulan-bulan negosiasi. Adapun saham VW naik 2,4% dalam perdagangan setelah kesepakatan tersebut. Diketahui, saham VW sempat anjlok hingga 23% sebelum kesepakatan dengan serikat pekerja tercapai.
VW juga dikabarkan mengadakan perundingan dengan perwakilan serikat pekerja sejak September tentang langkah yang dianggap perlu segera diambil untuk tetap berdaya saing dengan produsen China yang menjajakan produknya lebih murah.
Selain itu, pertemuan dengan serikat pekerja juga membicarakan tentang lesunya permintaan VW di Eropa seiring dengan lambatnya produksi kendaraan listrik.
CEO Volkswagen Group, Oliver Blume mengatakan, perusahaan telah memutuskan langkah masa depan melalui kesepakatan dengan serikat pekerja. Adapun sebelumnya, tercatat sekitar 100.000 pekerja aksi mogok terbesar dalam sejarah VW di dua tempat terpisah dalam sebulan terakhir yang menuntut rencana pemangkasan biaya.
“Dengan paket tindakan yang telah disetujui, perusahaan telah menetapkan arah yang menentukan untuk masa depannya dalam hal biaya, kapasitas, dan struktur,” kata Oliver dalam keterangannya, dikutip dari Reuters, Minggu (22/12/2024).
“Kami sekarang kembali dalam posisi untuk berhasil membentuk takdir kami sendiri,” tambahnya.
Melalui kesepakatan dengan serikat pekerja, VW melakukan penghematan sebesar 15 miliar euro per tahun dalam jangka menengah dan tidak berdampak signifikan pada targetnya tahun 2024.
Meskipun tidak ada penutupan langsung, VW tengah mencari opsi untuk pabriknya di Dresden dan mengubah fungsi lokasi Osnabrueck, termasuk mencari pembeli. Sementara saat ini, sebagian produksi akan dialihkan ke Meksiko.
Adapun produksi kendaraan akan ditutup di pabrik Dresden pada akhir tahun 2025. Staf VW AG tidak akan mendapatkan kenaikan gaji berdasarkan perjanjian upah kolektif selama empat tahun ke depan, sementara beberapa bonus akan dihapus atau dikurangi.
Sementara produksi pabrik VW di Wolfsburg, akan dikurangi menjadi dua jalur perakitan dari empat. Akan tetapi, Kepala Dewan Pekerja VW, Daniela Cavallo mengatakan, tidak ada pabrik yang hendak ditutup.
“Tidak ada lokasi yang akan ditutup, tidak ada yang akan diberhentikan karena alasan operasional, dan perjanjian upah perusahaan kami akan terjamin untuk jangka panjang,” kata Daniela.
Adapun negosiasi telah berlangsung sebanyak lima kali sejak Senin (16/12/2024) kemarin hingga Minggu dini hari di Hanover dengan kesepakatan melakukan PHK sebanyak 35.000 orang di masa mendatang.
Angka tersebut mewakili sekitar seperempat dari tenaga kerja VW. Selain itu, VW juga melakukan pengurangan jaringan pabrik perusahaan di Jerman sebanyak lebih dari 700.000 kendaraan.
Kepala negosiator IG Metall, Thorsten Groeger, menilai pemotongan yang tidak melibatkan PHK wajib menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi kelebihan kapasitas dan akan dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
Sementara itu, analis pasar otomotif Eropa, Matthias Schmidt mengatakan, PHK yang dilakukan VW akan berlangsung secara bertahap hingga 2030. Meski begitu, langkah efisiensi dianggap tidak cukup untuk mengatasi stagnasi penjualan VW.
“Pemutusan hubungan kerja sebanyak 35 ribu pada kurva demografi hingga tahun 2030 kemungkinan tidak cukup dan dalam jangka waktu yang terlalu lama untuk mengatasi stagnasi saat ini yang kita lihat di seluruh pasar Eropa,” kata Matthias.
“Saya katakan serikat pekerja dapat memperoleh lebih banyak manfaat dari ini daripada VW, tetapi secara realistis karena struktur perusahaan yang rumit, ini mungkin merupakan hal terbaik yang dapat mereka harapkan secara realistis,” pungkasnya.
(rrd/rrd)