Jakarta –
Saat dirilis, banyak yang menganggap harga PlayStation 5 Pro terlalu tinggi. Namun ternyata konsol itu tetap laris di pasaran.
Berdasarkan analis dari Circana (dulunya bernama NPD Group) Mat Piscatella, penjualan awal PS5 Pro cukup menjanjikan. Dalam waktu sebulan di Amerika Serikat, dari total penjualan PS5, 19% di antaranya adalah penjualan PS5 Pro, dan berkontribusi terhadap 28% pemasukan bulanan PS5.
Menurut Piscatella, pemasukan PS5 Pro dalam waktu sebulan 50% lebih tinggi dibanding pemasukan PS4 Pro, sekalipun penjualannya 12% lebih rendah. Perlu diingat, PS4 Pro dirilis pada November 2016 dalam kondisi pasar dan tantangan geopolitik yang berbeda dibanding November 2024 — waktu peluncuran PS5 Pro.
Angka penjualan awal ini memperlihatkan ketertarikan di antara gamer untuk memperbarui PS5-nya menjadi PS5 Pro, dibanding ketertarikan gamer untuk memperbarui PS4-nya ke PS4 Pro.
Angka penjualan PS5 Pro yang melesat ini juga terlihat di Inggris dan Jepang, di mana penjualannya masing-masing sebesar 26% dan 63%, dari penjualan semua konsol yang ada.
Temuan ini sejalan dengan keyakinan Presiden Sony Hiroki Totoki, yang menyebut strategi harga PS5 Pro tidak berdampak negatif pada penjualan konsol. Pasalnya PS5 Pro memang sengaja ditujukan untuk gamer hardcore alias kelas berat.
Namun yang perlu diingat adalah, angka penjualan awal ini tak selalu bisa dijadikan patokan kesuksesan sebuah konsol. Pasalnya, Wii U, salah satu konsol gagal Nintendo, juga terbilang laris manis saat pertama dijual. Namun kemudian menjadi salah satu konsol Nintendo yang penjualannya paling buruk, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (20/12/2024).
(asj/asj)