
Jakarta –
Saat ini PlayStation 5 Pro (PS5 Pro) sudah bisa memberikan gambar yang lebih jernih, mulus, dan stabil dibanding PS5. Namun banyak yang mengeluhkan kalau perbedaannya itu baru terlihat jika penggunanya duduk sangat dekat dengan TV yang dipakai.
Namun, pada 2026 mendatang Sony berharap bisa grafis PS5 Pro menjadi lebih baik. Caranya dengan menggunakan teknologi upscalling berbasis AI milik AMD yang bernama FSR 4.
FSR 4 ini adalah teknik upscalling yang menjadi andalan GPU terbaru AMD, yaitu Radeon RX 9070 dan 9070 XT, dan kabarnya sangat kompetitif dibanding teknologi DLSS milik Nvidia.
“Target kami adalah untuk mempunyai sesuatu yang sangat mirip dengan upscaler FSR 4 di PS5 Pro untuk judul game keluaran 2026, sebagai dari evolusi selanjutnya dari PSSR,” kata Mark Cerny, lead architect PlayStation di Sony saat diwawancara Digital Foundry.
Saat ini sudah banyak game PS5 Pro yang sudah menggunakan upscalling AI bernama PlayStation Spectral Super Resolution (PSSR) dan dijalankan di chip berbasis AMD yang dipakai PS5 Pro, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (12/3/2025).
PSSR bisa membuat grafis yang di-render dengan resolusi 720p menjadi 4K secara realtime, sembari menambahkan efek partikel. PSSR ini sebenarnya sudah punya kemampuan yang mencukupi, bahkan dibanding dengan FSR 3.
Namun Sony dan AMD masih punya kolaborasi jangka panjang bernama Project Amethyst, yang pertama diketahui sejak 2023, dan Cerny menyebut FSR 4 adalah salah satu hasil dari kerja sama tersebut.
“Neural network dan cara pelatihannya di upscaller FSR 4 adalah hasil pertama dari kolaborasi Amethyst,” kata Cerny.
Ia pun menyebut FSR 4 menjadi pendekatan yang lebih canggih dengan hasil jauh lebih baik dibanding PSSR. Namun saat ini Cerny masih menyarankan para pengembang game untuk menggunakan PSSR karena FSR 4 masih butuh waktu untuk diterapkan ke dalam PS5 Pro.
Sony nantinya akan menggunakan implementasinya sendiri untuk setiap algoritma yang mereka kembangkan bersama AMD. Kemudian ia juga menyebut Amethyst ini akan meluas penggunaannya, tak cuma di dalam konsol rumahan.
“Sekarang yang jelas, teknologi ini punya kesempatan penggunaan lebih luas dari PlayStation, dan ini soal bagaimana mendukung pekerjaan yang lebih luas dalam machine learning di berbagai perangkat. Bahkan jika sampai para developer bisa memindahkan kode mereka dari satu perangkat ke perangkat lain,” jelasnya.
(asj/asj)