
Jakarta –
Setelah dulu dicari beberapa kali tanpa hasil, kini usaha baru dilakukan untuk menemukan pesawat Malaysia Airlines MH370. Beberapa pakar meyakini, pencarian kali ini yang dilakukan oleh perusahaan Ocean Infinity asal Inggris, berpotensi membuat terobosan. Akan tetapi ada pula yang skeptis.
Pencarian mulai digelar 25 Februari di lepas pantai barat Australia, di wilayah Samudra Hindia yang jaraknya 1.500 kilometer barat Perth. Armada 7806, kapal canggih Ocean Infinity sudah tiba di lokasi dan mengerahkan beberapa kendaraan bawah air otonom untuk menjelajah dasar laut di mana bagian badan pesawat mungkin berada.
Dibandingkan dengan pencarian sebelumnya yang meliputi area sekitar 200.000 kilometer persegi, upaya terbaru ini ditujukan untuk meneliti lokasi lebih tepat dan terarah. Luas area pencarian baru ini diperkirakan ‘hanya’ 15.000 kilometer persegi
Menurut pakar penerbangan Malaysia, Datuk Kapten Nik Ahmad Huzlan Nik Hussain, upaya yang mungkin terakhir untuk menemukan MH370 ini berpeluang besar untuk berhasil. Ia mengaitkan optimisme ini dengan keahlian dan kemampuan canggih Ocean Infinity.
“Ocean Infinity telah menganalisis data dengan cermat, termasuk koordinat yang diasumsikan di mana MH370 mungkin berakhir di lautan. Ini telah secara signifikan mengurangi area pencarian menjadi 15.000 kilometer persegi dibandingkan dengan 120.000 kilometer persegi sebelumnya,” katanya ke Berita Harian yang dikutip detikINET.
Ia juga mencatat bahwa Ocean Infinity tidak akan mau melakukan investasi awal setidaknya USD 10 juta tanpa keyakinan kuat pada hasil yang sukses. Mereka memang baru akan dibayar USD 70 juta jika berhasil menemukan MH370.
Optimisme lain diutarakan pakar penerbangan Inggris Geoff Thomas yang mengatakan pencarian ini mungkin berhasil dan membawa ketenangan bagi keluarga yang kehilangan orang terkasih di dalam pesawat.
“Sangat penting pencarian dimulai lagi untuk memberi kedamaian bagi orang terkasih yang ditinggalkan. Kemungkinannya sangat besar bahwa kita akan menemukannya (MH370),” cetusnya.
Namun demikian, ada juga pakar yang yakin pencarian kali ini pun gagal karena lokasinya salah. Sergio Cavaiuolo, penasihat penelitian dari Australia, mengatakan misi Ocean Infinity menjelajahi dasar laut Samudra Hindia Selatan takkan menemukan jejak jet yang hilang.
Keterlibatan Cavaiuolo dalam kasus MH370 dimulai segera setelah pesawat itu menghilang tahun 2014, dipicu minat profesionalnya terhadap data satelit yang digunakan untuk melacak pesawat tersebut. Cavaiuolo mengklaim beberapa laporan saksi mata bertentangan dengan lokasi pencarian saat ini.
Ia menyoroti penampakan di Maladewa. “Sekelompok penduduk pulau di Maladewa melompat-lompat dan pada dasarnya mengatakan melihat pesawat putih sangat besar dengan garis-garis merah dan biru, terbang di atas kepala, sangat rendah, melakukan beberapa manuver dan berputar-putar pagi hari ketika MH370 hilang,” klaimnya.
Cavaiuolo yakin puing-puing pesawat itu berada di lokasi tertentu di Maladewa. “MH370 sama sekali tak menuju Samudra Hindia Selatan, tapi malah diterbangkan ke arah Barat melintasi Samudra Hindia Utara dan akhirnya jatuh di atau sekitar lokasi tertentu di Selat Veymandoo di Maladewa,” katanya.
(fyk/afr)