
Jakarta –
Seorang staf wanita di Bandara Almaty, Kazakhstan, disandera oleh seorang pria yang mengancamnya dengan pisau dan bom. Musa Abdraim, seorang pria berusia 52 tahun, dengan berani menawarkan diri sebagai sandera untuk menyelamatkan wanita tersebut.
Insiden itu terjadi di Kazakhstan pada pekan lalu. Perempuan bernama Botagoz Mukhtarov (21) tiba-tiba dijambak oleh seorang pria. Dia juga diancam dengan todongan pisau oleh pria itu. Bahkan, dia diancam bahwa pria memiliki bom.
Waktu seakan berhenti di bandara saat itu. Petugas keamanan tak dapat berbuat apa-apa, padahal Mukhtarov berteriak kesakitan saat dijambak oleh pria itu.
Hingga kemudian, Musa berjalan mendekati pelaku. Ia menawarkan untuk bertukar posisi dengan wanita yang berteriak histeris itu. Ia rela menjadi sandera.
“Saya melihat bahwa dia akan menikamnya. Saya katakan padanya, ‘Sandera saya, bukan dia’,” ujar Musa.
Pelaku setuju. Dia menukar Mukhtarov dengan Musa. Dia mencengkeram Musa dan mengarahkan pisau kepadanya.
Musa cenderung tenang menghadapi pelaku. Matanya menatap ke arah pisau.
Di saat yang tidak terduga, Musa dengan cepat mengulurkan tangan dan merampas pisau dari tangan kanan pelaku. Mereka bergumul sebentar dan Musa berhasil melumpuhkan pelaku. Petugas keamanan langsung bereaksi cepat dengan menangkap pelaku.
Usai insiden itu Musa mengatakan bertindak berdasarkan naluri. Dia bilang dulu adalah seorang petarung dan menguasai beragam beladiri, seperti tinju, bela diri, dan kickboxing. Dengan merendah dia menambahkan bahwa semua itu sudah lama tak dilakukannya lagi.
Penegak hukum Kazakhstan mengonfirmasi bahwa tersangka terancam hukuman 12 tahun penjara.
“Petugas polisi, dengan bantuan keamanan bandara dan warga negara yang menjadi pahlawan, melucuti senjata pelaku dan membawanya ke kantor polisi,” kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Tindakan Musa diapresiasi oleh masyarakat dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Kassym bahkan menyatakan bahwa Musa akan dianugerahi penghargaan atas keberaniannya yang luar biasa.
(bnl/fem)