Bangkok –
Bangkok tengah bergulat dengan polusi udara parah. Sampai-sampai, satu per satu penerbangan dialihkan sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
Dikutip dari Independent UK pada Rabu (5/2/2025), beberapa penerbangan mulai dialihkan dari Bandara Internasional Don Mueang Bangkok ke Bandara Suvarnabhumi pada Minggu pagi, karena polusi udara di kota itu mencapai tingkat yang berbahaya.
Jarak pandang menjadi sangat buruk. Sebagai gambaran, jarak pandang pada pukul 07.00 cuma 150 m. Kondisi itu mengganggu lalu lintas udara di bandara.
Penerbangan yang terdampak adalah AirAsia X Penerbangan XJ901 dari Harbin, China. Menurut The Straits Times pesawat itu harus dialihkan ke Suvarnabhumi di provinsi tetangga, Samut Prakan.
Penerbangan lain, termasuk AirAsia Penerbangan FD3417 dari Chiang Mai dan Lion Air Penerbangan SL213 dari Ahmedabad, India, terpaksa berputar-putar di atas Don Mueang, menunggu kondisi membaik sebelum mendarat.
Pada pukul 11 pagi hari Minggu, kadar PM2.5 di Bandara Don Mueang tercatat sebesar 64,7 mikrogram per meter kubik, jauh di atas ambang batas aman Thailand sebesar 37,5 µg/m³.
Tingkat polusi udara di Thailand terus berada pada tingkat berbahaya setelah sekolah ditutup dan dibatasi selama berminggu-minggu.
Kualitas udara di semua wilayah metropolitan Bangkok melampaui standar aman pada Selasa pagi, menurut Pusat Informasi Kualitas Udara dari Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA).
PM2.5 mengacu pada partikel halus dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, cukup kecil untuk menembus jauh ke dalam paru-paru dan aliran darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
BMA melaporkan kadar rata-rata PM2.5 di seluruh kota pada hari Selasa sebesar 44,9 mikrogram per meter kubik (µg/m³), jauh di atas standar negara sebesar 37,5 µg/m³ selama rata-rata tiga jam (pukul 5 pagi hingga 7 pagi).
Angka pembacaan hari Senin pada waktu yang sama adalah 47,2 µg/m³.
Lima distrik yang melaporkan tingkat PM2.5 tertinggi adalah Bueng Kum (62 µg/m³), Lat Krabang (61,7 µg/m³), Nong Chok (61 µg/m³), Minburi (55,9 µg/m³), dan Khlong Sam Wa (55,4 µg/m³).
Pihak berwenang mengaitkan tingkat polusi yang tinggi dengan kombinasi emisi lalu lintas, aktivitas industri, dan pembakaran lahan pertanian di wilayah sekitar. Kondisi cuaca, termasuk udara yang tidak bergerak dan pembalikan suhu, semakin memerangkap polutan di dekat tanah, sehingga memperburuk kabut asap.
Pemerintah Kota Bangkok telah mendesak warga untuk mengenakan masker, membatasi aktivitas luar ruangan, dan bekerja dari rumah jika memungkinkan. Kota tersebut juga menggratiskan transportasi umum bagi warga untuk mengurangi polusi transportasi.
Orang yang mengalami gejala seperti batuk, iritasi mata, atau kesulitan bernapas disarankan untuk segera mencari pertolongan medis.
(bnl/fem)