
Jakarta –
Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya resmi ditutup mulai hari Sabtu (15/3). Warga sekitar banyak mengeluhkan soal jualan mereka yang tak laku.
Pantauan detikJogja, kawasan Plengkung Gading ditutup menggunakan papan setinggi kurang lebih 1 meter. Terdapat juga beberapa pekerja yng menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di sekitar papan penutup tersebut.
Sseorang penjaga toko fotokopi, Nur, mengaku pembeli menurun dampak dari Plengkung Gading yang menutup. Dia menuturkan, intensitas pengendara kendaraan pribadi yang melintas berdampak langsung dari penjualan di toko tempat dia bekerja.
“Jadi sepi, dampaknya kena langsung banget karena pesenan jadi sepi karena jalannya sepi. Soalnya (pengendara) kalau masuk ke sini juga susah,” ungkap Nur saat ditemui detikJogja di lokasi, Sabtu (15/3/2025).
Senada dengan Nur, seorang perempuan penjual gorengan yang enggan disebutkan namanya juga mengaku sedih dengan ditutupnya akses Plengkung Gading. Baru berjualan di awal Ramadan, dia mengaku penjualannya menurun drastis.
“Biasanya orang banyak lalu lalang di sekitar sini, sekarang jauh berkurang. Susah juga terutama buat pedagang di sekitar sini,” ungkap penjual gorengan tersebut.
Dia turut berharap, penutupan Plengkung Gading tak permanen. Tentu, agar mata pencaharian warga sekitr sebagai penjual harapannya bisa kembali normal seperti semula.
“Semoga nggak berdampak signifikan. Tapi saya berharap semoga bisa dibuka kembali nggak dipermanen. Tapi ya kembali lagi kita ngikut kebijakan dari Keraton (Pemda),” ucapnya.
Sementara itu, juru parkir di sekitar kawasan Plengkung Gading, Haris, juga menyampaikan hal yang serupa. Pendapatannya seama jadi juru parkir selama dua tahun di Plengkung Gading ikut menurun drastis.
“Kalau ini (Plengkung Gading) ditutup seperti ini, ya saya dapat apa. Nggak cuma (penjual) makanan tapi semua pedagang di sekitar sini juga nggak laku karena nggak ada orang lalu lalang,” tutur Haris.
—
Baca artikel selengkapnya di detikJogja
(msl/msl)