
Jakarta –
Jauh di dalam padang rumput yang luas di Asia Tengah, para arkeolog menemukan struktur kuno yang luar biasa, sebuah piramida berusia lebih dari 3.000 tahun.
Tersembunyi di sepanjang Sungai Taldy di wilayah Karaganda di Kazakhstan, monumen ini, yang dikenal sebagai Piramida Karazhartas, menyoroti peradaban yang pernah berkembang di Zaman Perunggu Akhir.
Suku Begazy-Dandibay
Budaya Begazy-Dandibay, yang membangun bangunan ini, berkembang pesat di Kazakhstan bagian tengah selama periode tersebut. Masyarakat semi-sedentary ini menguasai metalurgi dan mengandalkan peternakan. Kemampuan mereka untuk memperdagangkan logam di seluruh Eurasia mendorong kemakmuran ekonomi dan memunculkan kelas aristokrat yang kuat.
Dikutip dari The Brighter Side News, sejarawan dan arkeolog yang memimpin penggalian meyakini piramida itu adalah makam salah satu tokoh elit tersebut.
“Ini adalah salah satu monumen paling luar biasa dari budaya Begazy-Dandibay,” kata sejarawan Serhan Cinar, yang memimpin proyek tersebut bersama arkeolog Aybar Kasenali.
Tim mereka, yang bekerja sama dengan Museum Nasional Kazakhstan, telah mengungkap bukti yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut memainkan peran penting dalam hierarki sosial di wilayah tersebut.
Struktur Pemakaman Terbesar yang Diketahui
Penggalian yang dilakukan oleh Sary Arka Archaeological Expedition dari Karaganda University telah mengungkap desain unik piramida tersebut.
Dibangun dalam formasi persegi, makam tersebut terdiri dari lapisan-lapisan seperti anak tangga yang membuatnya berbentuk piramida yang khas. Dimensinya-kira-kira 19 meter kali 30 meter menandakannya sebagai salah satu struktur pemakaman terbesar yang diketahui dari jenisnya.
Meskipun tingginya hanya 1,5 meter, makna penting piramida ini jauh melampaui bentuk fisiknya. Piramida ini berdiri sebagai bukti masyarakat yang memiliki pengaruh melalui perdagangan dan kemajuan teknologi. Konstruksi dan skala monumen yang cermat menunjukkan bahwa piramida ini dibangun untuk menghormati tokoh yang berstatus tinggi.
Cinar mengemukakan bahwa pembangunan piramida raksasa seperti itu selama Zaman Perunggu, khususnya di wilayah padang rumput yang gersang, mencerminkan pencapaian artistik dan spiritual masyarakat Begazy-Dandibay yang maju. Konstruksi piramida yang rumit dan penggunaan batu-batu potong menunjukkan warisan budaya yang kaya.
Foto: CC BY-SA 4.0
|
Penemuan dalam Piramida
Para arkeolog yang menjelajahi bagian dalam Piramida Karazhartas telah membuat beberapa penemuan menarik. Di jantung makam terdapat struktur sarkofagus, yang dikelilingi oleh batu-batu granit.
Di dalam sarkofagus, para peneliti menemukan tengkorak seorang penguasa setempat, yang memberikan gambaran menarik tentang identitas orang yang dimakamkan di dalamnya.
Di salah satu bagian ruang pemakaman atas, para arkeolog menemukan mata panah perunggu dan pecahan tembikar misterius. Selain itu, tulang-tulang hewan ditemukan tersebar di seluruh ruang pemakaman dan lapisan-lapisan piramida yang seperti anak tangga, yang menunjukkan penggunaannya dalam upacara adat suku stepa tradisional. Artefak-artefak ini menegaskan status sosial yang tinggi dari orang yang dimakamkan di sana.
Untuk menentukan usia Piramida Karazhartas, para ilmuwan dari University of Queen di Inggris melakukan analisis terperinci terhadap bahan-bahan organik yang ditemukan di situs tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa piramida tersebut berasal dari abad ke-15 hingga ke-14 SM, yang secara tegas menempatkannya dalam Zaman Perunggu Akhir.
Pemukiman Proto-Kota Kent
Di balik tinggi piramida yang mengagumkan, tim arkeologi menemukan bukti adanya pemukiman proto-kota bernama Kent di dekat makam. Pemukiman ini, yang membentang di area seluas 15 hektar, menyajikan jendela yang menarik ke dalam urbanisasi budaya Begazy-Dandibay.
Kent dicirikan oleh gerbang-gerbang berliku-liku, parit-parit, dan tembok-tembok pelindung, yang menggarisbawahi tata letak kota yang terencana dengan baik. Permukiman itu membanggakan jaringan jalan yang terorganisasi dan sistem pengumpulan air yang efisien, yang menunjukkan masyarakat yang maju. Di dekat Kent, para arkeolog menemukan altar-altar pengorbanan khusus yang digunakan untuk membuat persembahan seremonial kepada para dewa.
Praktik Keagamaan Budaya Begazy-Dandibay
Menariknya, Cinar menjelaskan bahwa ritual penduduk Kazakhstan pada Zaman Perunggu melibatkan persembahan kepada benda-benda langit seperti Matahari dan Bulan, serta kepada api dan roh pelindung ‘ongun’. Praktik keagamaan ini menjelaskan kepercayaan spiritual dan tradisi budaya Begazy-Dandibay.
Penemuan di Piramida Karazhartas menawarkan banyak informasi tentang identitas historis, hubungan budaya, dan struktur sosial ekonomi budaya Begazy-Dandibay. Masyarakat misterius ini, yang dulunya tersembunyi di bawah pasir waktu, kini muncul sebagai peradaban penting dalam sejarah kuno Asia Tengah.
Piramida Karazhartas berdiri sebagai bukti pencapaian luar biasa budaya Begazy-Dandibay, yang mengungkap praktik pemakaman dan urbanisasi mereka yang canggih. Penemuan arkeologi ini tidak hanya mengungkap rahasia peradaban kuno, tetapi juga menambahkan babak baru pada jalinan sejarah Asia Tengah yang kaya.
Saat peneliti terus menyelidiki lebih dalam misteri budaya kuno ini, kita dapat mengantisipasi pengungkapan lebih lanjut yang akan mengungkap sejarah wilayah yang menarik ini.
(rns/rns)