Jakarta –
Kecanduan judi online itu nyata adanya. Untuk teman-teman yang sedang berjuang untuk lepas dari kecanduan judol, Husein Jafar Al Hadar atau Habib Jafar memberikan sarannya kepada mereka.
Ditemui di sela acara ‘Dialog DANA: Bersinergi Menjaga Keamanan dari Kejahatan Siber’, Kamis (26/9/2024), Habib Jafar mengatakan bahwa solusi dari masalah judi online juga tergantung dari masalah utamanya. Jika gagal memahami masalahnya, maka susah juga untuk lepas dari suatu problema.
“Pertama ada yang masalah sifatnya pasti spiritual. Dia menganggap cari yang haram saja, ngapain cari yang halal. Maka masalah ini tentu diselesaikan dengan kesadaran spiritual,” kata Habib Jafar.
Kemudian yang kedua adalah masalah kognitif. Bisa jadi orang yang kecanduan judi berpikir kalau bisa saja dia menjadi kaya setelah coba-coba judi, padahal tidak mungkin sama sekali.
“Saya sering ngasih edukasinya begini, judi itu dari dulu adalah permainannya orang kaya. Bukan pekerjaannya orang miskin. Dari dulu judi itu orang kaya, pengen have fun, maka main judi,” ujarnya.
“Makanya disebutnya main judi, bukan serius judi. Judi itu permainan bukan keseriusan,” tambah lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Ketiga adanya kegagalan dalam memahami teknologi. Perlu dicatat bahwa judi dibuat dengan teknologi yang hanya menguntungkan pemiliknya, bukan pemain. Jika hanya ada sedikit pemahaman, maka orang bisa terhindar dari judi.
“Lalu masalah psikologis. Kalau sudah masalah mental, maka diselesaikan dengan datang ke psikolog. Saya punya rumah sehat gratis itu banyak menangani judol dan pinjol. Keduanya seperti lingkaran setan,” tutur Habib Jafar.
Karena itu, harus dipahami dulu apa yang menjadi akar permasalahan orang kecanduan judi online. Bisa saja orang sadar secara kognitif, agama, dan teknologi, tapi memang suadh kena mentalnya.
“Ada orang sadar secara kognifitif, agama, tapi psikologis dia nggak bisa melepaskan, secara psikologis kena. Maka dia harus diterapi untuk melepas jeratan itu. Saya yakin mereka semua itu korban, korban harus dirangkul,” tutupnya.
(ask/ask)