Gunung Prau, salah satu destinasi favorit para pendaki, yang juga disebut gunung tercantik se-Jawa Tengah. Perjalanan berkesan ini saya mulai pada pukul 23.00 WIB, ketika suasana malam dan dingin pegunungan menjadi satu menemani langkah pertama saya dari Basecamp Kalilembu.
Jalur Kalilembu yang relatif landai di awal cukup bersahabat, meskipun gelapnya malam membuat saya harus mengandalkan cahaya senter.
Gemuruh suara serangga dan dinginnya pekat malam hutan yang menusuk menjadi pengiring perjalanan, menciptakan suasana yang syahdu sekaligus misterius.
Meski lelah mulai terasa, semangat tak surut. Saya terus melangkah dengan harapan melihat matahari terbit di puncak. Sekitar pukul 03.00, saya akhirnya tiba di sunrise camp.
Di sana, saya sempat beristirahat sejenak sambil minum dan makan untuk kembali bertenaga. Kemudian saya dan teman-teman mencari tempat yang ideal untuk kami membangun tenda.
Pada saat itu, kabut malam sangat tebal dan menutupi pandangan kami. Walaupun demikian itu semua tidak menghilangkan semangat kami untuk membangun tenda.
Ketika fajar menyingsing, semua usaha semalaman terbayar lunas. Dari puncak Gunung Prau, pemandangan matahari terbit perlahan memecah kabut, menampilkan panorama pegunungan Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu yang berjajar megah.
Cahaya keemasan menyelimuti seluruh sabana, menciptakan momen indah yang sulit dilupakan. Gunung Prau via Kalilembu memberikan pengalaman mendaki yang cukup sulit bagi pendaki pemula seperti saya terutama jika memulai perjalanan di malam hari.
Meski lelah, keindahan sunrise dari puncak benar-benar menjadi hadiah yang luar biasa.
Bagi yang ingin mencoba jalur ini, pastikan untuk mempersiapkan stamina, peralatan pendakian, serta mental yang kuat. Dan jangan lupa membawa kembali sampah, agar keindahan Gunung Prau tetap terjaga untuk generasi mendatang. Selamat mendaki!