
Sydney –
Pelancong pria ini sungguh keterlaluan. Dia kedapatan buang air kecil di dalam cangkir dalam penerbangan.
Melansir Stuff.co.nz, Sabtu (6/4/2024), pelancong itu buka bocah di bawah umur. Dia berusia 53 tahun.
Dia melakukan aksi aneh itu dalam penerbangan yang dijadwalkan take off dari Auckland, Selandia Baru ke Bandara Sydney, Australia pada Desember lalu. Polisi Federal Australia menyebut pria tersebut didakwa dengan tuduhan melakukan tindakan ofensif atau tidak tertib yang mempengaruhi keselamatan. Dan, itu melanggar pasal dalam undang-undang setempat.
Dia pun diadili di Pengadilan Lokal Downing Centre pada Kamis (21/2). Dia ditetapkan bersalah dan didenda sebesar 600 AUD atau sekitar Rp 6,2 juta.
Penumpang di sebelahnya, yakni Holly seorang ibu dan anak merasa dipermalukan. Mereka duduk di kursi tengah dan pinggir lorong, sedangkan sang pria duduk di dekat jendela.
Holly mengatakan bahwa saat mereka mendarat di Sydney, pesawat berada di landasan selama sekitar 20 menit. Mesin pesawat dimatikan sehingga suasana begitu tenang. Akan tetapi, di saat hening itu justru mereka mendengar apa yang dilakukan oleh penumpang di sisinya.
“Kami mendengar dia melakukannya (buang air kecil). Tidak salah lagi suara apa itu dan saya hanya menatap lurus ke arah putri saya dan putri saya menatap lurus ke arah saya. Sangat jelas apa yang sedang terjadi,” kata dia.
“Jadi ya, dia mengeluarkan penisnya di samping kami setidaknya tiga kali. Itu membuat kulit saya merinding,” dia menambahkan.
Lantas ia dan putrinya pergi untuk menemui pramugari dan memberitahukan kejadian tersebut. Namun, permasalahan terus berlanjut.
“Dan karena saya kira kami sudah bergerak, dia kemudian bangkit mengejar kami dan membawa satu cangkir penuh. Saya kira niatnya adalah untuk menuangkannya ke toilet. Kemudian saat dia berjalan, dia jelas cukup mabuk pada saat itu, dia menumpahkan air seninya ke pramugari di ujung pesawat, karena dia tersandung,” kata dia.
“Ketika dia keluar dari kamar mandi, kru pesawat menariknya ke samping dan pada intinya, saya kira, memintanya untuk tidak melakukan hal itu lagi,” sambungnya.
Akhirnya pesawat kembali ditunda untuk menunggu kedatangan Polisi Federal Australia.
“Kami dipermalukan dengan dikawal keluar dari pesawat. Saya berkata, tidak, saya tidak ingin membuat pengaduan polisi. Saya hanya ingin pulang dan turun dari pesawat ini,” kata Holly.
Setelah mengajukan keluhan ke Air New Zealand, Holly mengatakan bahwa dia hanya menerima pesan otomatis yang berbunyi ‘terima kasih atas keluhan Anda’. Setelah tidak mendengar informasi lanjutan, dia mengajukan tiga keluhan lagi selama beberapa minggu.
Sebuah email dikirimkan kepada Holly oleh Air New Zealand tiga bulan setelah kejadian tersebut. Email itu mengatakan bahwa kompensasi bukanlah sebuah pilihan. Sejak saat itu, ia ditawari sebuah keranjang hadiah.
“Saya mengerti dan menerima sepenuhnya bahwa mereka tidak dapat mengontrol penumpang, tetapi saya pikir kru seharusnya menyadari bahwa dia sedang minum. Saya rasa kru pesawat seharusnya tidak menempatkan kami atau membuat kami dikawal polisi keluar dari pesawat,” keluhnya.
“Saya rasa mereka tidak bertanggung jawab atas perilakunya, tetapi mereka bertanggung jawab atas layanan pelanggan mereka. Saya ingin menunjukkan kepada putri saya bahwa sebenarnya hal ini sangat tidak normal, lihatlah betapa mereka telah berusaha keras untuk meminta maaf. Saya merasa itu sangat aneh,” dia menambahkan.
Holly mengatakan bahwa putrinya kini merasa tidak nyaman untuk terbang sendirian, sehingga membahayakan rencana liburan sekolahnya untuk mengunjungi tantenya.
Simak Video “New Zealand Bakal Cabut UU Larangan Merokok, Aktivis Kecewa“
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/fem)