Jakarta –
Sejumlah wilayah di Indonesia mengalami hujan es dalam beberapa pekan belakangan. Fenomena ini umumnya didahului hujan lebat, disertai butiran es seukuran batu kerikil.
Beberapa wilayah yang dilaporkan mengalami hujan es antara lain Lampung Barat, Jawa Timur: Sidoarjo, Bali: Tabanan, Sumatra Selatan: Palembang, Jawa Barat: Tasikmalaya, Depok.
Hujan es adalah salah satu tanda pancaroba, yaitu peralihan musim dari kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Mengutip situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa pancaroba.
Beberapa indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat:
- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi Matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu – abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus)
- Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat
- Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita
- Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
Sifat-sifat putting beliung/angin kencang berdurasi singkat:
- Sangat lokal
- Luasannya berkisar 5-10 km
- Waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit
- Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba)
- Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
- Bergerak secara garis lurus
- Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0,5-1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda – tandanya dengan tingkat keakuratan < 50 %
- Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya), tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung
- Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.
(rns/rns)